"Melihat rasa takut dan trauma di mata pengungsi"
[Foto: Website Maya Vakfi] |
Maya
Vakfi didirikan pada tahun 2015 dengan cakupan proyek seperti “project lift“ yang telah dimulai dari
tahun 2014. Proyek itu muncul ketika seorang murid SMA yang bernama nama Emir
Özsüer melihat jumlah pengungsi yang semakin meningkat dengan cepat di kota asalnya
di Istanbul. Özsüer yang mengaku telah melihat rasa takut dan trauma di mata pengungsi
mulai merenungkan bagaimana rasanya berdiri di sepatu orang-orang seperti
mereka. Seperti yang dijelaskan dalam situs resmi yayasan (www.mayavakfi.org ),
Özsüer menyatakan pengalamannya sebagai berikut:
“Anda bisa membaca trauma dari mata mereka dan ketakutan yang
ada di dalamnya bersama dengan semua perasaan yang luar biasa yang disebabkan
oleh penolakan sosial. Saat itu, saya mengerti bahwa ketakutan mereka bukan
hanya perasaan lagi, tetapi itu telah menjadi reaksi, semacam jeritan untuk meminta
petolongngan.”
Özsüer,
yang telah mengunjungi kamp pengungsi di Gaziantep, terus melakukan penelitian
tentang pengalaman traumatis pada anak-anak. Dalam penelitiannya tersebut dia
kemudian menemukan bahwa trauma masa kecil membawa penderitaan dan
kesengsaraan dalam hidup mereka dan
akhirnya ia menyimpulkan bahwa orang-orang ini layak diberikan dukunggan,
kebaikan dan kasih sayang. Sebagai individu yang menyukai praktik filantropis,
ia mendirikan “project lift“ dengan
slogan “Pegang tanganku, supaya aku bisa bertahan”.
“Project
lift” ini dirancang untuk membantu memulikan anak-anak dari peristiwa traumatis melalui penerapan
keterampilan seni, musik dan juga terapi tarian, dengan panutan dari psikologis
profesional dan sukarelawan lain yang bersedia berkontribusi dalam kegiatan filantropis.
Sampai
hari ini Maya Vakfi tetap beraktivitas membantu anak-anak dengan latar belakang
traumatis. Dalam visi dan misi mereka disebutkan bahwa mereka memimpikan
masyarakat yang produktif, terbuka untuk eksplorasi dan berbakti untuk membantu
orang lain. Yayasan Maya terdiri dari para individu yang sehat dan memiliki
masa kanak-kanak yang bebas dan aman. Yayasan Maya juga meynediakan
proyek-proyek yang bertujuan untuk memperbaiki
pertumbuhan akademik untuk anak- anak pengungsi, contohnya seperti kelompok
belajar bersama.
Pembentukan
yayasan kemanusiaan yang sukses seperti Maya Vakfi tidak hanya mengundang filantropi
dalam komunitas di kota seperti Istanbul, tetapi hal ini juga menunjukkan konsep
integrasi yang menentukan bahwa yayasan tersebut dapat membangun lingkungan
yang beragam dan para individu yang saling
berdiri bersama untuk meperoleh lingkungan yang lebih baik dengan rasa persatuan
masyarakat yang mengutamakan rehabilitasi dan pendidikan.
Jadi,
apakah Anda akan memegang tangan mereka, sehingga mereka dapat bertahan?
Ananda Siregar
Calon mahasiswi di Fakultas Komunikasi Jurusan Communication Design di Bahcesehir University, Istabul. Seorang blogger & intern di Teens Talk Middle East.