Istanbul mempunyai dua wajah kontras: kemolekan dan sekaligus kemurungannya
[Mustang. Foto +YouTube] |
Dalam layar kaca, Istanbul mempunyai dua wajah kontras: kemolekan dan sekaligus kemurungannya. Dua wajah ini selalu menjadi objek yang tak pernah habis dieksplorasi oleh para sineas, baik lokal ataupun internasional. Dalam layar kaca, Istanbul hadir seperti labirin dan sekaligus semenanjung mimpi yang berkelok-kelok dengan gelora dan intiknya yang mempesona.
10 film keren berlatar Istanbul berikut ini diproduksi baik oleh para sineas dalam negeri sendiri ataupun dari luar negeri.
1. Journey into Fear (1943)
Film ini disutradarai oleh Orson Welles tetapi banyak mendapatkan araha dan komentar dari Norman Foster. Film ini adalah jenis spy dan drama kriminal, atau dalam istilah Prancis diebut film noir. Film ini mengambil latar selama Perang Dunia Dua di Pera, Beyoglu Istambul. Ia mencerikan manuver dan tensi di balik rencana pembunuhan kepada seorang ahli balistik Amerika Howard Graham (dipernakan oleh Joseph Cotton) yang menjadi target oleh pembunuh bayaran Nazi, benaa Banat (dipernakan oleh Jack Moss). Dalam film ini, Istanbul menjadi sangat menegangkan dan penuh kejutan yang luar biasa.
[Journey into Fear. Foto +YouTube] |
2. From Russia with Love (1963)
[From Russia with Love. Foto +YouTube] |
3. L’Immortelle (1963)
L’Immortelle adalah film Prancis yang disutradarai oleh Alain Robbe-Grillet. Film ini adalah film Prancis pertama yang bercerita dan mengambil latar di Istanbul. L’Immortelle bercerita tentang kisah cinta seoarang lelaki yang tak diketahui namanya kepada seorang wanita yang juga tak diketahui namanya. Ia mengambil latar kebesaran-keberasan Istanbul seperti masjid, bazaar dan kemolekan pantai-pantai di Istanbul. Film ini berhasil menghadirkan Istanbul secara lebih dalam dengan kehadiran orang-orang lokal Istanbul dalam dialognya, juga menggambarkan tari-tari perut. Adegan seperti juga menambah aspek-aspek misterius kedalaman narasi. Di samping itu, nama-mana tokoh yang hanya ditulis dengan huruf inisial membuat film ini menjadi makin misterius. Tokoh-tokoh utama adalah L, inisial untuk pemeran utama perempuan (diperankan oleh Françoise Brion) dan N, inisial untuk pemeran utama lelaki (diperankan oleh Jacques Donial-Valcroze).
[L'Immortelle. Foto +YouTube] |
L’Immortelle dibiarkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung dan bikin penasaran. Bagaimana nasib perempuan yang pertama kali N jumpai dan kenapa semua orang Turki pura-pura tidak melihatnya? Apakah perempuan L itu dijebak masuk ke prostitusi di Istanbul?
4. Hamam: The Turkish Bath (1997)
Hamam: The Turkish Bath adalah film debutan Ferzan Özpetek yang membuat publik dan khususnya para sineas Turki tercengang karena dinilai sangat berhasil. Film ini mengisahkan dua kekasih Francesco (diperankan oleh Alessandro Gassman dan Marta (diperankan oleh Francesca d’Aloja) yang hidup di Roma di mana mereka menjalankan bisnis perusahan desain. Mereka menikah dan dalam waktu tak lama, pasangan ini kehilangan kasih sayang dan cinta. Film Hamam menyampaikan poin penting tentang transformasi sebuah tempat yang dapat mempengaruhi orang-orangnya. Dua pasangan ini pergi ke Istanbul, tempat di mana bibi Francesco meninggal. Bibinya mempunyai sebuah hamam bernama Aynalı Sultan Hamamı, yang oleh Francesco ingin segera dijualnya. Ketika pasangan ini tiba dan kemudian tinggal di Istanbul, Marta tidak jadi menggugat cerai Francesco. Marta kemudian merawat hamam dan sekaligus berpretensi dirinya adalah Anita, bibi Francesco. Francesco menemukan hal istimewa di Istanbul yang telah membuat dirinya berubah dan optimis.
[Hammam. Foto +YouTube] |
5. Journey to the Sun (1999)
[Journey to the Sun. Foto +YouTube] |
6. Uzak (2002)
Uzak (Turki: Jauh) adalah film garapan Nuri Bilge Ceylan yang menyedot perhatian khalayak Turki karena mampu menghadirkan Istanbul dalam adegan-adegan istimewa di bawah salju dan perspektif yang cerdas dari karakter yang dimunculkan. Film ini memunculkan kompleksitas karakter tentang egoisme dan kesendirian. Istanbul di bawah guyuran salju di tangan dingin Ceylan menghadirkan sebuah suasana (seperti sebuah) perkampungan untuk melukiskan lebih dalam karakter kesepian seorang Yusuf (diperankan oleh Mehmet Emin Toprak, yang kemudian meninggal karena kecelakaan lalu lintas setelah beberapa bulan setelah film menuai sukses di Turki). Film ini berhasil menyabet film terbaik berbahasa asing di pada Canness Film Festival 2003. Di samping itu, film ini memenangkan banyak penghargaan di dalam negeri, termasuk Antalya Altin Portakal Film Festival, Ankara Uluslararasi Film Festival,dll.
[Uzak. Foto +YouTube] |
7. 2 Girls (2005)
Film ini 2 Girls ini adalah adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Perihan Mağden. Kutluğ Ataman mampu menghadirkan ruh anak muda dan khususnya dua gadis yang masing-masing mempunyai pengalaman kekerasan dan tekanan. Ketika novel ini diterjemah ke dalam bahasa Inggris, The Independent memuja secara spesial dengan mengatakan “Not since Salinger’s Catcher in the Rye has a writer animated adolescent anguish so vividly and compellingly.” Kehidupan kedua pemudi antara Handan (diperankan oleh Vildan Atasever) dan Behiye (diperankan oleh Feride Çetin) menjadi pusat eksplorasi untuk mengocok emosi penonton, antara hubungan yang berbau lesbian, persahabatan dan dua pemudi yang sedang mencari kenyamanan dalam hidupnya.
[2 Girls. Foto +YouTube] |
8. Crossing the Bridge: The Sound of Istanbul (2005)
Fatih Akın, salah satu sineas kontroversial keturunan Turki yang tinggal di Jerman, hadir dengan sebuah film musik berjudul Crossing the Bridge: The Sound of Istanbul. Akin mampu mendefinisikan Turki modern dan khususnya Istanbul dengan selait-selait musik yang istimewa. Bersama musisi Jerman Alexander Hacke, basis grup band Einstürzende Neubauten, mengunjungi sudut-sudut Istanbul dengan mikrofon dan recording studio untuk menangkap suara-suara yang tersimpan di Istanbul. Di samping itu, kehadiran Aynur Doğan, penyanyi asal Tunceli yang beretnis Kurdi, membuat film ini semakin unggul dengan sentuhan-sentuhan bunyi dan music yang mempesona. Kecantikan Istanbul yang diambil di tengah Bosphorus kemudian menghadirkan penyanyi Turki klasik Müzeyyen Senar dan salah satu raja Turkish arabesque, Orhan Gencebay seperti ingin menunjukkan spirit Istanbul yang didedahkan sebagai kota dua benua di mana peradaban Barat dan Timur bertemu. Musisi-musisi tangguh Turki yang ikut memberikan warna suara-suara di balik kota Istanbul dalam layar Akin adalah Duma, Erkin Koray, Replikas, Ceza, Sezen Aksu, Sertab Erener, dll.
[Crossing the Bridge: The Sound of Istanbul. Foto +YouTube] |
9. Tinker Tailor Soldier Spy (2011)
[Tinker Tailor Soldier Spy. Foto +YouTube] |
10. Mustang (2015)
Sutradara keturunan Turki yang besar di Prancis Deniz Gamze Ergüven kembali mengguncang jagat film dalam negeri dengan membesut film berjudul Mustang tahun kamarin. Tak tanggung-tanggung, film diapresiasi di pentas internasional, didominasikan dan memenangkan beberapa penghargaan seperti Cannes Film Festival (Europa Cinemas Label), European Film Awards (kategori European Discovery of the Year, Louis Delluc Prize (sebagai Best First Film), dll.
[Mustang. Foto +YouTube] |
Mustang berlatar di sebuah kampung kecil di daerah Black Sea bernama Inebolu. Hidup lima gadis bersaudara yang ditekan oleh seorang nenek dan pamannya dan dikurung dan kemudian mengalami kekerasan seksual. Cerita bermula dengan Sonay dan adik-adiknya, tokoh protagonis yang ikut acara pelepasan terhadap gurunya yang hendak pindah ke Istanbul. Setelah acara tersebut, mereka berlima memilih jalan kaki ke rumahnya. Mereka menikmati matahari cerah sepanjang pantai Laut Hitam dan bermain air bersama teman-teman kelasnya yang lain. Dalam salah satu adegan permainan, salah satu dari mereka gendong di puncak teman kelasnya yang cowok. Setiba di rumah mereka diomeli oleh neneknya karena tindakan mereka yang tidak pantas sebagai seorang perempuan bermain dan digendong di pundak teman laki-lakinya. Pamannya yang bernama Erol juga ikut marah. Karena kesalahan tersebut, situ, mereka dihukum dengan tidak diperbolehkan sekolah dan dikurung dalam tanpa alat-alat teknologi,
Dalam film ini, Istanbul dihadirkan dengan beberapa segmen. Pertama, sebagai tujuan sang guru yang meninggalkan sekolah di Inebolu untuk pergi ke Istanbul dalam adegan awal. Istanbul yang ramai disaksikan oleh pemeran seorang guru dari dalam bus. Kedua, adalah ketika lima saudara yang dikurung di sebuah rumah tanpa akses informasi tersebut selalu mecoba kabur ke Istanbul untuk menyusul gurunya. Dan akhirnya, setelah melewati drama yang menegangkan dengan kesedihan yang mendalam, dengan teror dan bahkan kematian, yang tersisa dari lima saudari tersebut hanya tinggal Nur (yang diperankan oleh Doğa Zeynep Doğuşlu dan Lale (yang diperangkan oleh Güne Şensoy). Mereka berdua, setelah melewati drama nikah paksa, lari ke Istanbul dan menemui gurunya.
Meski dinilai oleh kritikus film sebagai adegan dilebih-dilebihkan dan tidak selaras dengan karakter dan kultur Turki, film ini dianggap mampu membuka tabir dan mengkritik sistem budaya dalam internal keluarga Turki yang banyak diiringi dengan kekerasan.
Meski dinilai oleh kritikus film sebagai adegan dilebih-dilebihkan dan tidak selaras dengan karakter dan kultur Turki, film ini dianggap mampu membuka tabir dan mengkritik sistem budaya dalam internal keluarga Turki yang banyak diiringi dengan kekerasan.
<ts/bjeben>
(Diadaptasi dari berbagai sumber: The Guardian oleh Fiachra Gibbons dan Film Forever oleh Kaya Genç)
(Diadaptasi dari berbagai sumber: The Guardian oleh Fiachra Gibbons dan Film Forever oleh Kaya Genç)
EmoticonEmoticon