"Sebelum film ini selesai, Güney harus mendekam di penjara karena terlibat gerakan anarkis sejak di bangku kuliah dan pernah terlibat pembunuhan seorang hakim."
--o--
Setelah edisi sebelumnya memuat survei untuk 40 Novelis Terbaik dalam Sejarah Turki dan 40 Cerpenis Terbaik Turki dalam Seabad, kali ini Majalah Notos kembali menghadirkan survei penting dengan membahas 40 Film Terbaik Turki pada edisi ke-56 tahun 2016. Dalam tulisan ini, saya ingin menurunkan 10 film teratas yang masuk dalam daftar 40 tersebut.
Proses survei melalui angket yang dilakukan Notos tekniknya sama seperti yang dilakukan sebelumnya. Notos menyaring sebanyak 383 responden dari insan perfilman dan seniman untuk ikut memilih 287 film yang kemudian dikerucutkan menjadi 40 film terbaik.
Film “ Yol” (Jalan) terpilih menempati posisi pertama film terbaik Turki dalam seabad. Film “Bir Zamanlar Anadolu’da” (Suatu Masa di Anatolia) menempati posisi terbaik kedua dan film “Umut” (Harapan) karya Yilmaz Güney menempati urutan ketiga.
Berikut daftar lengkap 10 Film Terbaik Turki dalam Seabad:
Yol (1982)
[Adegan dalam film Yol] |
Film dengan judul Yol (The Road atau The Way) ini adalah racikan tangan kreatif seorang sutradara terkenal di Turki dari keturunan suku Kurdi, Yılmaz Güney. Sebelum film ini selesai, Güney harus mendekam di penjara karena terlibat gerakan anarkis sejak di bangku kuliah dan pernah terlibat pembunuhan seorang hakim. Dalam proses syutingnya, dengan arahan Güney, Şerif Gören sebagai asisten mengerjakan film ini hingga selesai. Satu tahun sebelum film ini selesai, Güney kabur dari penjara dan menjadi eksil di Prancis hingga akhir hayatnya, 1984. Dan naifnya film ini dilarang di Turki—bukan karena konten tetapi karena sutradaranya yang controversial—hingga tahun 1999, di mana film ini bisa tayang secara bebas di Turki.
Yol menceritakan tentang lima narapidana yang diberikan waktu seminggu untuk pulang ke rumahnya masing-masing menemui keluarganya. Ketika Seyit Ali (yang diperankan oleh Tarik Akan) tiba di rumahnya, ternyata sang istri telah membohonginya dan berprofesi menjadi pelacur dan kemudian disandra tidak boleh bertemu bersamanya. Dalam situasi seperti itu, Seyit akhirnya melakukan pembunuhan demi demi harga diri. Sementara Mehmet Salih (yang diperankan Halil Ergün) kembali dan bercerita kepada istrinya bahwa dia meninggalkan saudaranya selama pencurian yang gagal. Tiga narapidana yang lain justru membuat kekacauan di kampungnya karena bingung antara kembali ke pencara atau melarikan diri.
Tak terelakkan film Yol menjadi salah satu potret penting untuk melihat Turki tahun 1980-an di mana terjadi serangkaian kekerasan dan pembunuhan di seantero negeri. Film ini sangat istimewa memotret situasi emosi sosial rakyat Turki khususnya setelah kudeta militer paling menyeramkan pada tahun itu juga.
Bir Zamanlar Anadolu’da (2011)
[Bir Zamanda Anadolu'da] |
Nuri Bilge Ceylan adalah salah satu sutradara penting dan berpengaruh di Turki. Sutradara yang terkenal dengan film Uzak (2002) ini mampu menghadirkan panorama dan emosi di tanah Anatolia. Film Suatu Masa di Anatolia bercerita tentang tersangka pembunuhan yang dibawa oleh tiga mobil sepanjang malam. Mereka terdiri dari polisi, dokter, jaksa, penggali kubur, pasukan gendarmerie, dan dua saudara yang menjadi tersangka pembunuhan, di sebuah pedesaan di Anatolia. Mereka mencari tubuh yang dikubur. Menariknya, Kenan (diperankan oleh Fırat Tanış), salah satu tersangka, dipaksa untuk mengingat di mana dia membunuh dan mengubur korbannya. Padahal di waktu membunuh dia sedang mabuk ditambah lagi malam itu mereka mencari korban hanya dengan bantuan lampu mobil. Lengkaplah penonton disajikan kegamangan dan keganjilan dalam adegan-adegannya.
Drama yang kecut dan penuh ironi seperti ini dihadirkan menjadi sangat spesial dalam film ini. Apalagi selama pencarian tersebut orang-orang mendiskusikan berbagai topik, seperti yoghurt, daging domba, buang air kecil, keluarga, pasangan, mantan istri, kematian, bunuh diri, hirarki, birokrasi, etika, dan pekerjaan mereka. Di mata Kenan, semuanya semakin kabur.
Umut (1970)
[Umut] |
Umut (Harapan) salah satu karya terbaik Yılmaz Güney adalah sebuah permata dalam sejarah fim Turki yang juga mengalami pencekalan oleh Film Control Commission sejak dirilis. Meksipun film ini mendapatkan banyak apresiasi dan memenangkan pernghargaan di dalam Turki seperti memborong tropi pada 2nd Adana Golden Boll Film Festival, 1970 sebagai film terbaik, sutradara terbaik, aktor terbaik dan skenario terbaik, nasip Umut tidak mulus di dalam negeri karena intervensi negara.
Umut menceritakan sebuah fragmen hidup yang menyedihkan dari seorang keluarga suku Kurdi. Tokoh utama Cabbar (diperankan oleh Güney) harus menjadi roda penghidupan sebuah kelurga yang ramai dengan lima anak, satu istri dan seorang nenek. Cabbar harus menghidupi kebutuhan mereka dengan sebuah kereta kuda tua yang menjadi andalannya untuk mencari recehan. Dia tidak mempunyai bisnis lain untuk mendapat uang. Di tengah derita seperti itu, ia hanya punya satu harapan pada selembar kupon lottre. Hidup yang berat semakin memuncak dari hari ke hari. Film ini harus ditonton untuk melihat sepenggal perjuangan seorang rakyat Turki dari suku Kurdi tahun 1970-an.
Sevmek Zamanı (1965)
[Sevmenk Zamanı] |
Sevmek Zamanı atau Time to Love adalah film drama yang diproduksi dan disutradarai oleh Metin Erksan. Mencerıtakan tentang seorang pelukis miskin (diperankan oleh Müşfik Kenter) jatuh cinta dengan seorang fotografer yang tengah bekerja di sebuah villa mewah di salah satu pula di Istambul. Ini salah satu sedikit film drama romantik Turki dan penuh intrik yang mendapatkan pengakuan internasional. Diperankan dengan ciamik oleh Müsfik Kenter, Sema Özcan dan Süleyman Tekcan.
Muhsin Bey (1987)
[Muhsin Bey] |
Muhsin Bey (Tuan Muhsin) bisa dibilang menjadi film The Good Father-nya Turki. YavuzTurgul sebagai sutradara berhasil menghadirkan kehidupan urban, kompetisi dan intrik di baliknya. Di waktu yang sama Muhsin Bey (yang diperankan oleh Şener Şen) memperjuangkan seorang villager bernama Ali Nazik (diperankan Uğur Yücel) datang dari Turki Timur tepatnya di Urfa untuk menjadi penyanyi. Liku-liku perjuangan dan pengorbanan Muhsin Bey terasa istimewa hingga dia rela masuk penjara demi Nazik. Bahkan ketika Nazik sukses menjadi penyanyi dan perempuan yang disukai Muhsin Bey pun ternyata juga dipakai oleh Nazik, Muhsin tetap menunjukkan sikap soliternya. Luar biasa!
Masumiyet (1997)
[Masumiyet] |
Masumiyet (innocence) adalah film drama yang disutradarai Zeki Demirkubuz. Film ini bercerita tentang Yusuf (diperankan Güven Kıraç) yang baru keluar dari penjara setelah dihukum 10 tahun. Ia berjuang untuk meninggalkan kehidupan dan memori lamanya. Ingin mencari kehidupan baru setelah dari penjara. Tetapi, ketika pergi ke sebuah alamat yang diberikan oleh temannya di penjara, ia menemukan kehidupan yang aneh. Film yang sedikit filosofis dalam menuturkan pesannya ini ingin mengajak penonton bahwa keluar dari pintu penjara bisa saja menemukan penjara dengan pintu lain dan bentuknya yang berbeda.
Anayurt Oteli (1987)
[Anayurt Oteli] |
Ömer Kavur berhasil membuat sebuah film sederhana tetapi penuh dengan pesan dan komprehensif untuk menceritakan sebuah kehidupan di hotel. Film yang diadaptasi dari novel karya Yusuf Altilgan ini berhasil memotret emosi, dinamika dan tensi kehidupan di hotel dari sudut seorang lobi hotel yang kesepian. Anayurt Oteli bercerita tentang Zebercet (diperankan oleh Macit Koper ) sebagai pemilik hotel/motel di sebuah kota kecil yang dipasrahkan kepada seorang penjaga, seorang perempuan yang hidup dengannya. Satu malam ada satu tamu yang meninggalkan hotel, dan berjanji akan kembali lagi setelah satu minggu. Karena dihantui oleh kecantikannya dan ingat ketika dia minta dibangunin, kamar hotel tersebut dibiarkan kosong, dan kecantikannya telah membuatnya sendu dan sedih. Semakin lama semakin sedih dan akhirnya menolak tamu dan memilih menutup hotelnya, sebelum akhirnya Zebercet bunuh diri.
Selvi Boylum Al Yazmalım (1977)
[Selvi Boylum Al Yazmalım] |
Selvi Boylum Al Yazmalım (Perempuan dengan Syal Merah) adalah salah satu film romansa yang banyak ditonton dan sangat disukai oleh masyarakat Turki dari semua usia. Film besutan Atıf Yılmaz ini menyajikan kisah dan drama percintaan seorang perempuan desa yang kepencut dengan seorang sopir truk. Liku-liku percintaan mereka hingga akhirnya berhasil menikah dihadirkan dengan penuh kekuatan dan keunikan tersendiri. Selvi Boylum Al Yazmalım menyabet penghargaan dalam Antalya Golden Orange Film Festival ke-15 sebagai Best Director, Second Best Film dan Best Cinematography. Di samping itu Türkan Şoray diganjar sebagai Best Actress pada Tashkent Film Festival (Uzbekistan). Yang sangat spesial dan melekat dalam memori rakyat Turki adalah soundtrack-nya dengan judul yang sama dan hingga hari ini terus diputar dan di- arransemen ulang oleh kelompok dan komunitas musisi di Turki.
Susuz Yaz (1963)
[Susuz Yaz] |
Film garapan Metin Erksan ini menjadi salah satu film yang penuh tensi dan konflik di dalamnya. Menceritakan tentang sebuah desa yang dilanda kekeringan dan di waktu yang sama ada sebuah sumber air yang dipunyai oleh salah satu keluarga tidak dibagikan ke sawah-sawah tetangga yang lain. Dari sini konflik dan ketegangan berlangsung dengan tensi tinggi. Di samping itu, aksen Turki Anatolia membuat film ini terasa keunikan lokalitasnya, meski memang agak sulit dipahami bahasa Turkinya jika tidak hati-hati.
Sürü (1978)
[Sürü] |
Yılmaz Güney kembali hadir membuat film dengan kualitas papan atas. Film Sürü (Gerombolan) ini adalah jenis film drama yang ditulis dan sutradarai oleh Yılmaz Güney bersama Zeki Ökten. Ketika film ini dibikin Güney sedang mendekam di penjara untuk kedua kalinya sebelum kemudian kabur dan menjadi eksil ke Prancis. Kekuatan Güney menghadirkan dunia rural dan kemiskinan selalu menonjol dalam film-filmnya, termasuk film ini. Seorang petani bernama Şivan (diperankan oleh Tarık Akan) dipaksa oleh seorang feudal lokal bengis untuk menjual dombanya yang jauh dari Ankara. Film realis ala Güney ini mampu menghadirkan fragmen-fragmen kehidupan sosial pada masanya, tentang konflik suku, konfrontasi interpersonal, manusia dan alam, dan kehidupan masyarakat Anatolia pada masanya. Film ini rilis perdana di Turki pada 27 September 1978 dan diputar di Berlin International Film Festival ke-30 dengan gajaran Interfilm dan OCIC Awards. Pada ajang Locarno International Film Festival film ini mendapatkan Golden Leopard dan Special Mention. Di samping itu, beberapa penghargaan dari internal Turki telah disabetnya.
Selain film terbaik yang tersebut di atas, daftar film-film berikut berhasil menempati posisi film terbaik setelah 10 film di atas., yaitu VesikalıYarim (Ömer Lütfi Akad, 1968), Züğürt Ağa (Nesli Çölgeçen, 1985), Kış Uykusu (Nuri Bilge Ceylan, 2014), Tabutta Rövaşata (Derviş Zaim, 1996), Sonbahar (Özcan Alper, 2008) Uzak (Nuri Bilge Ceylan, 2002), Eşkıya (Yavuz Turgul, 1996), Babam ve Oğlum (Çağan Irmak, 2005), Gelin (Ömer LütfiAkad, 1973), dan Kader (ZekicDemirkubuz, 2006).
(Tulisan ini diadaptasi dari berbagai sumber, khususnya dari Majalah Notos)
Bernando J. Sujibto
Penulis dan Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi di Selcuk University, Konya Turki dan penikmat karya-karya Orhan Pamuk. Twitter @_bje.
Penulis dan Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi di Selcuk University, Konya Turki dan penikmat karya-karya Orhan Pamuk. Twitter @_bje.
1 komentar:
Write komentarEmoticonEmoticon