Peribahasa Turki yang Erat Dengan Indonesia

10.49.00 2 Comments

United we stand divided we fall

[Antusiasme Masyarakat Turki pada Acara Kampanye, Konya. Foto +Bernando J. Sujibto]
Selain memiliki kekayaan sejarah, Turki juga menyimpan nilai-nilai local wisdom yang diterjemahkan ke dalam laku kehidupan sosial sehari-har mereka, yaitu ungkapan dan ekspresi bahasa yang khas mereka. Dalam ragam dan ungkapan Bahasa Turki, selain mengenal adanya bentuk waktu (zaman), majas (mecaz) dan puisi (şiir) ternyata juga terdapat peribahasa (atasözü). Atasözü dalam masyarakat Turki secara umum memiliki kedekatan dengan peribahasa yang sudah ada di Bahasa İnggris dan Bahasa İndonesia (Endonezya Dili/Bahasa).

Di samping itu, banyak sekali nasehat yang diungkapkan dalam bentuk atasözü, puisi ataupun bentuk lainnya mengajak kepada kebijaksanaan. Sebut saja ajaran Mevlana (Jalaluddin Rumi, 1207-1273) yang sudah terkenal di seluruh dunia, misalnya salah satu wejangan terkenalnya cömertlik ve yardım etmede akarsu gibi ol (dalam kedermawanan dan tolong menolong, jadilah seperti air sungai yang mengalir), şefkat ve mevhamette güneş gibi ol (dalam perasaan terharu dan syukur jadilah seperti mentari), tevazu ve alçak gönüllülükte toprak gibi ol (dalam sopan santun dan kerendahan hati, jadilah seperti bumi) dan hoşgörülükte deniz gibi ol (dalam bertoleransi, jadilah seperti laut).

Untuk mengenal peribahasa Turki, berikut ini adalah tujuh atasözü yang memilliki kedekatan makna dengan peribahasa dalam Bahasa İndonesia.

Damlaya damlaya göl olur

Peribahasa ini berpesan agar setiap melakukan sesuatu secara bertahap, sedikit demi sedikit dan secara berkelanjutan, atau dalam peribaha kita dikenal misalnya 'sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit'. Dalam Bahasa İnggris misalnya kita kenal dengan little and often fills the purse.

Kurda ensen neden kalın demişler, kendi işimi kendin görürüm demiş

Keyakinan dalam meraih sebuah cita tentunya harus dibarengi dengan kerja keras yang maksimal. Dalam peribahasa ini, makna yang tersirat adalah ‘jika menginginkan sesuatu terlaksana dengan baik maka lakukanlah (sendiri)’. Peribahasa ini dekat dengan ungkapan ‘berakit-berakit ke hulu berenang-berang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian’. Peribahasa ini menunjukkan kerja keras dan usaha maksimal.

Anasına bak kızını al, kenarına bak bezini al

Peribahasa di atas dekat dengan idiom kita: Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dalam Bahasa İnggris kurang lebih like father like son. Masyarakat Turki juga mengenal ungkapan yang serupa.

Söz günümüşse sükut altındır

Diam itu adalah emas’ adalah peribaha kita bangsa Indonesia. Ungkapan ini menyimpan pesan yang sangat dalam. Dalam kultur masyarakat barat, mereka mengenal ‘speech is silver, silence is golden’. Dan sepertinya pesan bijak dari ungkapan ini masih relevan dalam konteks tertentu.

Birlikten kuvvet doğar

Bhinneka Tunggal İka merupakan semboyan yang sudah lekat dan menyatu dengan masyarakat İndonesia. Hal ini tentu saja karena mendasari keragaman budaya, bahasa dan suku yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Ungkapan ini juga berusaha menjelaskan pesan bijak, ‘united we stand divided we fall’, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

Azmin elinden hiçbir şey kurtulmaz

Untuk memulai sesuatu biasanya ada pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Dan peribahasa ini berusaha menyampaikan pesan yang sangat sederhana ‘dimana ada kemauan, di situlah ada jalan’. Nilai bijak yang mungkin sudah menguniversal ini biasa dikenal dengan ‘when there is a will, there is a way’.

Vakit nakittir

Memaksimalkan waktu adalah sebuah syarat yang harus dilakukan dalam setiap usaha dan kerja. ‘Waktu adalah uang’, merupakan pesan bijak dalam memanfaatkan waktu. Dalam dunia bisnis mengenal frasa ‘time is money’, dan peribahasa inilah yang dipraktikkan oleh masyarakat Turki.

Masih banyak pelajaran moral yang mengajak kepada kerja keras, saling menghormati dan nasehat-nasehat perihal kehidupan yang bersumber dari kedalaman sejarah dan tradisi lokal Turki. Semoga dengan tujuh kiasan di atas, dapat membantu dan memperkaya pengetahuan dan pemahaman tentang peribahasa masyarakat Turki.


Didit Haryadi
Pimpinan Redaksi Turkish Spirit. Mahasiswa master program Sosiologi di Istanbul University. Person In Charge untuk Indonesia Turkey Research Community (ITRC) di Istanbul.