Filantropi Komunitas di Istanbul

17.06.00 Add Comment

"Melihat rasa takut dan trauma di mata pengungsi"

[Foto: Website Maya Vakfi]
Filantropi adalah sebuah kata yang berasal dari dua kata Yunani philos dan anthropos. Philos  bisa diterjemahkan  dengan “aksi mencintai” dan anthropos adalah "manusia", sehingga definisi kata filantropi yang kita pahami sekarang adalah"cinta untuk kemanusiaan". Filantropi diyakini menjadi bagian penting dari sebuah komunitas dalam masyarakat. Dalam komunitas sosial kita, tindakan filantropi terus berkembang melalui banyak yayasan kemanusiaan dan LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang tujuannya adalah  membantu mengurangi masalah sosial dan situasi-situasi kehiudpan secara umum. Salah satu yayasan kemanusiaan yang ada di antara komunitas Istanbul adalah Maya Vakfi alias Yayasan Maya yang berfokus untuk merehabilitasi trauma yang dihadapi oleh para korban negara-negara yang dilanda perang.

Maya Vakfi didirikan pada tahun 2015 dengan cakupan proyek seperti “project lift“ yang telah dimulai dari tahun 2014. Proyek itu muncul ketika seorang murid SMA yang bernama nama Emir Özsüer melihat jumlah pengungsi yang semakin meningkat dengan cepat di kota asalnya di Istanbul. Özsüer yang mengaku telah melihat rasa takut dan trauma di mata pengungsi mulai merenungkan bagaimana rasanya berdiri di sepatu orang-orang seperti mereka. Seperti yang dijelaskan dalam situs resmi yayasan (www.mayavakfi.org ), Özsüer menyatakan pengalamannya sebagai berikut:

“Anda bisa membaca trauma dari mata mereka dan ketakutan yang ada di dalamnya bersama dengan semua perasaan yang luar biasa yang disebabkan oleh penolakan sosial. Saat itu, saya mengerti bahwa ketakutan mereka bukan hanya perasaan lagi, tetapi itu telah menjadi reaksi, semacam jeritan untuk meminta petolongngan.”

Özsüer, yang telah mengunjungi kamp pengungsi di Gaziantep, terus melakukan penelitian tentang pengalaman traumatis pada anak-anak. Dalam penelitiannya tersebut dia kemudian menemukan bahwa trauma masa kecil membawa penderitaan dan kesengsaraan  dalam hidup mereka dan akhirnya ia menyimpulkan bahwa orang-orang ini layak diberikan dukunggan, kebaikan dan kasih sayang. Sebagai individu yang menyukai praktik filantropis, ia mendirikan “project lift“  dengan slogan “Pegang tanganku, supaya aku bisa bertahan”. 

“Project lift” ini dirancang untuk membantu memulikan anak-anak  dari peristiwa traumatis melalui penerapan keterampilan seni, musik dan juga terapi tarian, dengan panutan dari psikologis profesional dan sukarelawan lain yang bersedia berkontribusi dalam kegiatan filantropis.

Sampai hari ini Maya Vakfi tetap beraktivitas membantu anak-anak dengan latar belakang traumatis. Dalam visi dan misi mereka disebutkan bahwa mereka memimpikan masyarakat yang produktif, terbuka untuk eksplorasi dan berbakti untuk membantu orang lain. Yayasan Maya terdiri dari para individu yang sehat dan memiliki masa kanak-kanak yang bebas dan aman. Yayasan Maya juga meynediakan proyek-proyek yang bertujuan untuk memperbaiki  pertumbuhan akademik  untuk  anak- anak pengungsi, contohnya seperti kelompok belajar bersama.

Pembentukan yayasan kemanusiaan yang sukses seperti Maya Vakfi tidak hanya mengundang filantropi dalam komunitas di kota seperti Istanbul, tetapi hal ini juga menunjukkan konsep integrasi yang menentukan bahwa yayasan tersebut dapat membangun lingkungan yang beragam dan para individu yang saling  berdiri bersama untuk meperoleh lingkungan yang lebih baik dengan rasa persatuan masyarakat yang mengutamakan rehabilitasi dan pendidikan.

Jadi, apakah Anda akan memegang tangan mereka, sehingga mereka dapat bertahan?



Ananda Siregar Calon mahasiswi di Fakultas Komunikasi Jurusan Communication Design di Bahcesehir University, Istabul. Seorang blogger & intern di Teens Talk Middle East.