Perdana Menteri Binali Yıldırım mengemukakan keputusannya untuk mengganti nama jembatan tersebut
[Foto bbc.com] |
Saat mendengar kata Turki yang melintas pertama dalam di pikiran kita mungkin Istanbul dengan Ayasofya, Mesjid Biru (Blue Mosque) dan Jembatan Bosphorus. Bagaimana tidak, Istanbul adalah salah satu kota ikon dunia yang sangat dikenal oleh banyak masyarakat di seluruh dunia. Jika Anda berkunjung ke Istanbul tidak afdhol jika belum mengunjugi Ayasofya, Mesjid Biru dan menikmati pemandangan magis Bosphorus yang menjembatani benua Asia-Eropa ini.
Jembatan Bosphorus selesai dibangun pada 30 Oktober 1973 dan mempunyai jarak panjang 1.510 meter.
Namun kali ini jika berkunjung ke Turki Anda tidak akan menemui lagi nama Jembatan Bhosporus. Tragedi berdarah karena percobaan kudeta militer yang dilancarkan oleh sebagian pasukan tentara Turki pada tanggal 15 Juli 2016 kemarin telah mengubah nama jembatan tersebut. Jembatan itu menjadi saksi bisu atas ratusan nyawa rakyat dan pasukan keamanan Turki yang berlimpangan ditembus timah panas.
Oleh karena itu, sebagai cara mengenang tragedi tersebut, seperti dilansir oleh media lokal Sabah Perdana Menteri Binali Yıldırım mengemukakan keputusannya untuk mengganti nama jembatan tersebut menjadi “Jembatan Para Syuhada 15 Juli” untuk mengenang dan menghormati para pejuang menjaga negara.
Atas keputusan dari dewan menteri tersebut nama Boğazıcı Köprüsü sudah berubah menjadi 15 Temmuz Şehitler Köprüsü. Semua nama yang melekat dengan Jembatan Bhosporus di papan rambu lalu lintas pinggir-pinggir jalan sudah diganti dan diperbarui nama menjadi Jembatan Para Syuhada 15 Juli.
Ilma Alya Nabila
Mahasiswi asal Bogor dan aktif menulis untuk blog pribadinya di sini. Saat ini sedang kuliah pada jurusan Sastra dan Bahasa Turki di Selçuk Üniversitesi, Konya, Turki.
Mahasiswi asal Bogor dan aktif menulis untuk blog pribadinya di sini. Saat ini sedang kuliah pada jurusan Sastra dan Bahasa Turki di Selçuk Üniversitesi, Konya, Turki.
EmoticonEmoticon