Berusaha membantu orang-orang yang mempunyai ketertarikan khususnya dengan kota Konya ataupun Jaluluddin Rumi
Berikut adalah tulisan bagian kedua komunitas masyarakat Indonesia di Turki. Redaksi TS terus berusaha menjaring komunitas-komunitas masyarakat Indonesia di Turki untuk edisi berikutnya. Semoga bermanfaat.
Komunitas Masyarakat Indonesia Di
Konya (KOMIK)
Tahun Berdiri: 2011
Jenis komunitas: Kekeluargaan dan kultural
[Dok Pribadi KOMIK] |
Selain PPI Daerah di masing-masing kota di Turki, masyarakat
Indonesia mempunyai komunitas lain yang menampung keberadaan mereka secara
lebih kultural dan tidak hierarkis. Jika organisasi seperti PPI terkesan formal
dan hierarkis, Komunitas Masyarakat Indonesia di Konya (Komik) dibikin sebelum PPI
Konya lahir. Para pendiri Komik adalah para pelajar awal dari Indonesia yang
studi di Konya. Mereka adalah Dr. KH. Ahmad Faiz, Labib Syauqi, Gusty Ayuman
Mukasafah, dan yang lain.
Sebagai komunitas, Komik tidak mempunyai visi-misi muluk.
Mereka hanya demi menampung pelajar dan sekaligus orang-orang Indonesia yang
tinggal di Konya. Karena PPI hanya organisasi untuk pelajar, Komik hadir untuk
mewadahi mereka di luar pelajar juga.
“Komik bukan sebagai organisasi tapi hanya sekedar nama buat
sekumpulan masyarakat indonesia di Konya. Tidak AD/ART, tak ada pula visi misi.
Sekedar tujuan santai ya ada, yaitu merekatkan ukhuwwah sesama WNI apapun
profesinya (pelajar-mahasiswa-pekerja-ibu rumah tangga dll). Di samping itu
untuk mengobati rasa kangen dengan segala nuansa dan rasa
"ke-Indonesiaan", misalya seperti bikin masakan ala Indonesia, ngerumpi khas kita, ngaji ala Indonesia,
dll,” terang Dr. KH. Ahmad Faiz di salah satu wawancara.
Alumni program doktor Sastra Arab di Selcuk
University yang sekaligus pengasuh di salah satu Pondok Pesantren di Kudus itu
mengharapkan komunitas seperti Komik dan sejenisnya yang kultural dan
berkeindonesiaan harus tetap digiati agar persaudaraan sesama anak bangsa terus
terjada.
Seperti ditambahkan oleh Labib Syauqi, di samping
menjadi komunitas berkumpulnya WNI di Konya, KOMIK juga secara tidak langsung
menjadi duta budaya Indonesia di Konya, ataupun sebaliknya, berusaha membantu
orang-orang yang mempunyai ketertarikan khususnya dengan kota Konya ataupun
Jaluluddin Rumi (hari/ts).
Tahun
Berdiri: 2013
Jenis
komunitas: Kesenian dan kebudayaan
Website/Blog:
https://www.facebook.com/GisbiIstanbul/
Gita Seni dan Budaya Indonesia (GISBI) adalah
lembaga otonom dari PPI Istanbul yang bergerak dalam pengelanan kebudayaan
Indonesia baik di wilayah Istanbul dan Laut Marmara. GISBI yang dibentuk di
Istanbul pada tanggal 11 Maret 2013 ini mempelajari dan mempertunjukkan
beberapa karya seni seperti tari, musik, teater dan juga stand budaya di
acara-acara tertentu. GISBI memiliki anggota aktif sebanyak 20 mahasiswa/i
Indonesia yang sedang menempuh kuliah di Istanbul. Di samping itu, mahasiswa
asing juga diperkenankan hadir untuk mempelajari tarian atau musik yang mereka
minati ataupun ikut tampil di acara-acara tertentu.
Pada usianya yang ke-3 tahun ini, GISBI dan
PPI Istanbul berhasil membuat impresi baik tentang Indonesia di Istanbul.
Sebagai bukti, semenjak dibentuk GISBI berhasil meraih dan mempertahankan
prestasinya sebagai juara 1 dalam kompetisi tari daerah dari tahun 2013 sampai
2016 dalam acara Türk Dünyası ve
Uluslararası Öğrenciler Şoleni (Dunia Turki dan Festival Pelajar
Internasional) yang diselenggarakan rutin setiap tahun oleh Türk Ocağı pada awal musim panas. Di
acara yang sama, GISBI juga menjuarai lomba stand budaya pada tahun 2013 dan
2014 dan juga lomba musik dan suara sebagai juara 2 tahun 2015 dan Favorit Juri
2016.
Selain aktif dalam memperkenalkan Indonesia
lewat kompetisi internasional, GISBI bekerja sama dengan KJRI Istanbul
mengikuti pameran budaya untuk pelajar Internasional yang diadakan setiap
tahunnya oleh Bab-İ Allem juga di awal musim panas. Selain itu untuk mengobati
rasa rindu akan tanah air dan juga untuk memperkenalkan Indonesia lebih dalam
kepada masyarakat Indonesia dan warga asing yang berminat dengan Indonesia,
GISBI, PPI Istanbul dan KJRI Istanbul bekerja sama mengadakan acara Hari
Indonesia.
“Pada 2011 sebagai peringatah ulang tahun
GISBI yang pertama, kami menggelar acara Gebyar Gisbi yang bertemakan Takımadanın Hazineleri (Harta karun
Negara Kepulauan) dan Endonezya’dan
Selamlar (Salam dari Indonesia) pada tahun 2015,” terang ketua GISBI Reza
Davidson.
Tidak hanya berhenti di Turki, GISBI juga
diundang untuk tampil di acara International
Student Festival yang diadakan oleh UDEF (Federation of International StudentAssociation) di Sarajevo, Bosnia
dan Herzagovina pada tahun 2014 (didid/ts).
Indonesia
Turkey Research Community (ITRC)
Tahun Berdiri: 2014
Jenis komunitas: Kelompok Diskusi dan Riset
Website: www.itrc.or.id
[Kegiatan ITRC. Foto Dok. Pribadi] |
Berawal
dari ketidaksukaan sekelompok mahasiswa baru tahun 2014 yang merasa tidak
dibantu oleh Perkumpulan Pelajar Indonesia di Istanbul dalam proses kedatangan
dan penjemputan mereka, serta pengenalan awal tentang suasana akademik di
Turki, para mahasiswa tersebut kemudian membentuk sebuah komunitas untuk
membuka ruang informasi dan akademik lebih luas tanpa perlu tergantung pada
kelompok dan perkumpulan yang telah ada. Pada September 2014, bertempat di
Hasan Tahsin Sokak, Sirinevler, Indonesia
Turkey Research Community yang disingkat menjadi ITRC kemudian terbentuk
dan secara perlahan turut eksis dalam pergaulan mahasiswa dan pelajar di Turki
dan Istanbul pada khususnya.
ITRC merespon dan membuka ruang perdebatan secara
ilmiah terhadap isu-isu yang menjadi perbincangan dalam relasi para pelajar
Indonesia di Turki. Sebagai contoh ketika ada isu tidak menyenangkan dalam
pemilihan Ketua PPI yang dikaitkan dengan upaya golongan tertentu yang
berafiliasi dengan partai politik, ITRC mengadakan diskusi dengan topik Political Islam dan Empirisme dan
Modernitas. Dalam merespon maraknya terorisme di dunia, ITRC mengadakan diskusi
Memaknai Radikalisme Islam. Dalam kajian perbandingan, ITRC juga pernah
mengundang pakar dari Rusia, Malaysia, Tanzania dan Filipina untuk membahas
Islam dan ekonomi global. Terakhir, ITRC bekerjasama dengan Center for Democratization Studies
(Cedes) mengadakan diskusi mengenai pendidikan berbasis komunitas.
“ITRC
merupakan komunita riset yang bertujuan untuk melakukan kajian intelektual atas
perkembangan demokrasi dan pembangunan di Indonesia dan Turki,” ujar Didid
Haryadi, Person in Charge ITRC. Didid menambahkan bahwa dalam mengembangkan
riset dan kajian lintasnegara, serta tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang
telah dilakukan, para pegiat ITRC kerap menulis dalam media cetak dan online
yang ada di Indonesia. Hasil tulisan sebagian anggota tersebut juga telah
dimuat ulang dalam laman ITRC.
“Para
pegiat ITRC juga kerap mengikuti berbagai kegiatan akademik secara personal
maupun saat mewakili ITRC dalam berbagai forum akademik di Turki maupun di
negara lain,” ungkap Didid. Lebih lanjut Didid menjelaskan, dalam rangka
mengembangkan budaya dan minat menulis, ITRC dan Cedes, serta penerbit Insignia
juga telah bekerjasama dalam menulis bersama sebuah buku mengenai perkembangan
demokrasi dan pembangunan di Indonesia. Buku ini direncanakan akan terbit awal tahun
2017 nanti (Luthfi Widagdo Eddyono, pendiri ITRC).
Inspirasi Ankara
Tahun Berdiri: 2014
Jenis komunitas: Kelompok Diskusi
[Kegiatan Inspirasi Ankara. Foto Dok. Pribadi] |
Karena saking
tidak mementingkan bungkus dan kemasan, komunitas ini kadang memakai nama
"Diskusi Ankara" atau "Inspirasi Ankara." Tahun 2014
komunitas informal tersebut dibentuk oleh teman-teman pelajar Indonesia di
Turki yang waktu itu sedang mengikuti kelas Kursus Bahasa Turki di
Universitas-Universitas di Ankara. Inisiator awal adalah Sitti Aisyah Sungkilang
dan Mughzi Abdillah.
Inspirasi
Ankara lahir untuk mengisi waktu di sela-sela belajar Bahasa Turki, agar bisa
berkumpul dan berdiskusi dengan tema bebas dan menyenangkan. Karena asyik dan
fleksibel—di mana anggota bisa datang dari semua background jurusan dan termasuk mahasiswa-mahasiswa asing dari
Turki, Prancis, Albania, Tunisa, Nijer, Filipina dll—komunitas ini akhirnya
rutin tiap minggu berkumpul mendiskusikan tema-tema yang sesuai dengan minat
dan background pendidikan.
“Landasan
idenya bagiku karena tidak ada ilmu yang berdiri sendiri, tidak ada heirarki
dalam dunia ilmu, sehingga baik exact maupun sosial mesti memiliki benang merah
yang bisa dipertemukan. Tidak ada pengelompokan ilmu yang satu dianggap unggul
atau lainnya rendah. Sebab satu sama lain berdialektika membentuk wacana-wacana
baru,” kata Aisyah Sungkilang.
Yang unik dari
komunitas ini, bahwa setiap orang sadar akan asyiknya forum diskusi karena
tidak menjadikan bahasa sebagai kendala, melainkan rasa solidaritas pertemanan
untuk lebih mengenal satu sama lain. Teman yang berbahasa Arab dan lupa
kosakata dalam bahasa Inggris akan dibantu oleh kawannya sesama berbahasa Arab,
begitupun orang Indonesia, Prancis, Turki, dll.
Diskusi Ispirasi Ankara awalnya berangkat dari
teori evolusi yang dibahas oleh mahasiswa dari Ilmu Pertanian. Dari sana mereka
mengembangkannya ke berbagai bidang yang diantarkan oleh teman-teman dari
beragam jurusan.
“Saya rasa itu
cukup berhasil. Ukurannya bukan kuantitas dari teman yang menghadiri diskusi,
tapi konsistensi dari diskusi itu sendiri.” lanjut Aisya.
Pada tahun
kedua, antusiasme pelajar asing semakin meningkat. Mahasiswa asing yang
terlibat dalam kegiatan diskusi semakin bertambah. Mereka berasumsi forum
diskusi nonformal seperti ini dibutuhkan kalangan anak-anak muda untuk saling
bisa berbagi pendapat sehingga bisa memperkaya perpektif dalam menyikapi
isu-isu global.
“Sayangnya,
antusiasme teman-teman pelajar Indonesia yang justru menurun pada tahun kedua,”
singgung Mughzi.
Forum yang
awalnya hanya diperuntukkan untuk mahasiswa Indonesia kini diikuti banyak dari
mahasiswa asing. Untuk itu, Inspirasi
Ankara berharap teman-teman Indonesia sendiri harus tetap semangat
menghidupkan forum diskusi seperti ini. Person in Charge komunitas ini adalah Aisya Sungkilang dan Mughzi Abdillah
(bje/ts).
Lembaga Kajian Sosial Masyarakat
Indonesia di Turki (LKSMIT)
Tahun Berdiri: 17 Juni 2012
Jenis komunitas: Komunitas Kajian dan Jaringan
Website:
www.lksimit.org
[Kegiatan LKSMIT. Foto Dok. Pribadi] |
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pergerakan warga Indonesia yang bermigrasi ke Turki semakin meningkat. Mereka telah memutuskan
untuk berpijak bumi di negeri yang dahulunya dikenal sebagai kekaisaran Usmani.
Mereka terdiri dari para pelajar, berkeluarga dengan orang Turki ataupun untuk
bekerja dan lainnya. Dengan jumlah orang Indonesia yang makin pesat, banyak
masalah yang muncul seperti izin tinggal, tradisi dan kultur, bahasa dan lain-lain yang
harus ditunjang dan dibantu. Atas latar belakag tersebut, Lembaga
Kajian Sosial Masyarakat Indonesia di Turki (LKSMIT) dibentuk.
Menurut informasi dari website resmi mereka, LKSMIT merupakan
komunitas sosial yang didirikan oleh anak bangsa yang memiliki potensi untuk
memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang di hadapi para WNI yang sedang
berpijak bumi di negeri Turki. “Kami bergerak untuk membantu orang Indonesia
khususnya yang ada di Turki dalam bentuk edukasi, kebudayaan, keagamaan,
kemitraan dan kegiatan sosial lainnya,“ tulisnya dalam situs resminya.
Lembaga LKSMIT mempunyai visi untuk menyuburkan dan
menghubungkan nilai- nilai kebaikan dengang menjalin tali persaudaraan di
antara masyarakat Indonesia di Turki. Di samping itu, mereka bekerja untuk
memperluas dan mempererat tali persaudaraan antara masyarakat di Turki, menjadi
mitra setiap organisasi, lembaga, KBRI, wakil pemerintahan dan pemeritahan
Turki juga sebagai fasilisator dalam meningkatkan hubungan persahabatan dengan
masyarakat Turki maupun penduduk dari negara lain. Para anggota dari lembaga
mereka memiliki sifat yang terbuka bagi setiap warga yang berdarah Indonesia.
LKSMIT yang saat ini diketuai oleh Ari Jullianto ini
mempunyai berbagai kegiatan regular baik jangka panjang dan pendek yang juga
berdasar dengan visi dan misi mereka. Program-program unggulan di antaranya
adalah training pengurus dan kajian ilmiah yang dilaksanakan untuk menambah
ilmu pengetahuan di bidang yang spesifik ataupun kajian terhadap masalah yang
ada dan sekaligus menjalin silaturahmi. Program ini dilaksanakan setiap musim
(panas, semi, dingin dan gugur).
Progam lainnya berbentuk penerbitan buku di kalangan
masyarakat Indonesia yang berjudul Belajar
Bahasa Turki. Program penerbitan buku ini bersumber dari ide-ide kedua
pihak pengurus LKSMIT dan masyarakat Indonesia di Turki. Kegiatan lainya
menerbitkan artikel dari warga Indonesia dengan tujuan meberikan informasi
terkini tentang Indonesia dan Turki (nanda/ts).
EmoticonEmoticon