Good preparation is half of success
[Foto Turkiye DiyanetVakvi] |
Merhaba! Apa kabar teman-teman, kepo ya tentang beasiswa Turkiye Diyanet Vakfi atau yang lebih dikenal TDV? Okay, kali ini Aldi akan sedikit cerita tentang pengalaman dan lika-liku perjuangan meraih beasiswa TDV.
Saya berusaha mencari jalan untuk belajar ke luar negeri setelah melakukan microteaching yang waktu itu saya masih menjadi siswa Mastering System (MS), Basic English Course (BEC) periode 65, sebuah institusi pendidikan kursus Bahasa Inggris ternama di Pare, Kediri. Karena banyaknya pilihan dan persyaratan yang membuat saya bingung untuk melanjutkan jenjang studi, tiba-tiba ada salah salah satu institut pemerintahan Turki, yaitu Turkiye Dinayet Vakfi yang membuka program beasiswa untuk jenjang sarjana (s1) pada H-3 deadline. Tanggal pendaftaran setiap tahunya sekitar 1 Maret - 15 April.
Tertarik dengan informasi tersebut, saya langsung mempelajari persyaratannya. Akhirnya pada H-1, saya pun mendaftarkan diri. Hari demi hari berlalu dan saya pun tidak terlalu memikirkan tentang beasiswa ini. Lantas ada berita di jaringan sosial Facebook bahwa application status bagi pelamar TDV sudah ada yang allowed to interview. Dengan sangat berharap, saya buka kembali website TDV scholarship dan alhamdulillah statusnya sudah allowed to interview.
Akhirnya kita yang sudah akan maju ke proses wawanara membuat grup di Whattsap untuk saling berbagi informasi. Menunggu dan menunggu, itulah yang kita semua alami. Walaupun status kita sudah akan lanjut ke wawancara, apalah artinya kalau tidak mendapatkan undangan wawancara tersebut. Dengan perasaan sangat berharap, saya pun terus menerus membuka e-mail untuk memastikannya. Namun tetap tak kunjung ada informasi. Hingga batas akhir pengiriman e-mail pada 15 Mei, tak kunjung ada pemberitahuan. Kegelisahan terus menghatui perasaan saya.
Namun akhirnya kegembiraan pun datang menyambut undangan wawancara pada 26 Mei. Kala itu ada dua kloter wawancara yaitu pada tanggal 8 dan 9 Juni. Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan wawancara pada 8 Juni 2016. Pada awalnya wawancara akan diadakan di salah satu hotel di Jakarta, namun beberapa hari sebelum hari H, tempat wawancara berpindah di Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia.
Lega rasanya telah mengikuti wawancara. Bertemu teman-teman dan bersilaturahmi sesama yang sebelumnya hanya berkenalan di dunia maya. Canda tawa pun saling menghiasi satu sama lain. Bahkan saya bertemu teman lama ketika di sekolah. Bernostalgia adalah salah satu hal yang saya suka ketika momen seperti itu.
Di sinilah ujian terberat kita. Menunggu pengumuman hasil kelulusan beasiswa TDV 2016 yang baru pertama kalinya ada di Indonesia. Pada jadwal yang tertera di website, hasil akan diumumkan pada 30 Juni. Namun tepat pada hari itu yang bertepatan dengan H-6 Idul Fitri 1437, tidak ada kabar sama sekali tentang hasil kelulusan tersebut. Saya coba mengontak PPI Turki untuk menanyakan hasil tersebut, dan hasilnya pun nihil. Mereka juga tidak tahu, karena beasiswa ini baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
Namun akhirnya kegembiraan pun datang menyambut undangan wawancara pada 26 Mei. Kala itu ada dua kloter wawancara yaitu pada tanggal 8 dan 9 Juni. Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan wawancara pada 8 Juni 2016. Pada awalnya wawancara akan diadakan di salah satu hotel di Jakarta, namun beberapa hari sebelum hari H, tempat wawancara berpindah di Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia.
Lega rasanya telah mengikuti wawancara. Bertemu teman-teman dan bersilaturahmi sesama yang sebelumnya hanya berkenalan di dunia maya. Canda tawa pun saling menghiasi satu sama lain. Bahkan saya bertemu teman lama ketika di sekolah. Bernostalgia adalah salah satu hal yang saya suka ketika momen seperti itu.
Di sinilah ujian terberat kita. Menunggu pengumuman hasil kelulusan beasiswa TDV 2016 yang baru pertama kalinya ada di Indonesia. Pada jadwal yang tertera di website, hasil akan diumumkan pada 30 Juni. Namun tepat pada hari itu yang bertepatan dengan H-6 Idul Fitri 1437, tidak ada kabar sama sekali tentang hasil kelulusan tersebut. Saya coba mengontak PPI Turki untuk menanyakan hasil tersebut, dan hasilnya pun nihil. Mereka juga tidak tahu, karena beasiswa ini baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
[Kalender Pendaftaran. Foto Website TDV] |
Sabar dan tawakal adalah kunci utama setelah berjihad, karena sesungguhnya Allah segala penentunya. Akhirnya setelah 2 bulan lamanya saya dan teman-taman berada dalam ketidakpastian ini. Pada tanggal 5 september 2016 pukul 15.06 WIB, ada sebuah e-mail masuk. Setelah saya buka, ternyata itu adalah congratulation mail. Alhamdulillah mimpi yang telah lama saya bangun pun membuahkan hasil. Universitas Istanbul, Turki adalah tempat menimba ilmu saya nantinya.
Perlu kita ketahui persyaratan dokumen untuk beasiswa ini sangat simple, yaitu:
1. Ijazah asli / copy
2. Transkip ijazah asli / copy
3. Passport asli / copy (jikalau belum ada maka akte kelahiran pun juga bisa)
4. Foto
5. Sertifikat-sertifikat (sebagai penguat aplikasi)
Kita harus menyiapkan beberapa dokumen yang dibutuhkan tersebut dalam bentuk file. Ada pun beberapa dokumen yang biasanya menjadi persyaratan beasiswa lain; surat keterangan sehat, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), curriculum vitae, dll. Juga jangan lupa untuk mempersiapkan jalan lebih banyak dengan mendaftar di berbagai universitas lain, karena kita tidak tahu hasil yang akan kita dapatkan nantinya. Good preparation is half of success.
Untuk Indonesia Beasiswa TDV masih buka hanya untuk S1. Semoga ke depannya TDV juga membuka kesempatan untuk studi master dan doktoral. Meskipun beasiswa per bulan tidak sebesar beasiswa YTB, yaitu 300TL untuk S1 (tahun 2016), beasiswa ini mempunyai kebijakan bagus yaitu menyediakan tiket PP pesawat setiap tahun. Sementara beasiswa YTB tidak. Di bawah ini adalah link pendaftaran, dan informasi terkait beasiswa yang saya ikuti yang disertakan buku paduan pendaftarannya, silahkan dibuka di sini.
2. Transkip ijazah asli / copy
3. Passport asli / copy (jikalau belum ada maka akte kelahiran pun juga bisa)
4. Foto
5. Sertifikat-sertifikat (sebagai penguat aplikasi)
Kita harus menyiapkan beberapa dokumen yang dibutuhkan tersebut dalam bentuk file. Ada pun beberapa dokumen yang biasanya menjadi persyaratan beasiswa lain; surat keterangan sehat, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), curriculum vitae, dll. Juga jangan lupa untuk mempersiapkan jalan lebih banyak dengan mendaftar di berbagai universitas lain, karena kita tidak tahu hasil yang akan kita dapatkan nantinya. Good preparation is half of success.
Untuk Indonesia Beasiswa TDV masih buka hanya untuk S1. Semoga ke depannya TDV juga membuka kesempatan untuk studi master dan doktoral. Meskipun beasiswa per bulan tidak sebesar beasiswa YTB, yaitu 300TL untuk S1 (tahun 2016), beasiswa ini mempunyai kebijakan bagus yaitu menyediakan tiket PP pesawat setiap tahun. Sementara beasiswa YTB tidak. Di bawah ini adalah link pendaftaran, dan informasi terkait beasiswa yang saya ikuti yang disertakan buku paduan pendaftarannya, silahkan dibuka di sini.