Kami juga sudah menyampaikan permintaan agar Indonesia menjadi ibu kota pemuda OKI
[Delegasi dari Indonesia. Foto @Didit Haryadi] |
Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam, OKI)
menggelar pertemuan di Istanbul pada 5-7 Oktober 2016. Indonesia sebagai
anggota aktif OKI juga turut berpartisipasi pada acara tersebut. Sebanyak 8
orang delegasi dari Indonesia hadir berpartisipasi dan menyampaikan beberapa
program. Sebanyak 57 negara anggota OKI juga hadir dalam konferensi tersebut.
Kegiatan yang bertempat di Conrad Bosphorus Hotel, Beşiktaş, ini
mengambil tema “Empowering Youth For
Peace, Solidarity and Development”. Kegiatan tersebut adalah khusus untuk
kementerian pemuda dan olahraga negara-negara OKI, yang secara khusus membahas
program kepemudaan.
Perwakilan Indonesia yang hadir adalah Prof. Dr. Faishal Abdullah
(Kemenpora), Tantan Taufik Lubis (Presiden OKI Indonesia), Margareta (Fatayat
NU), Dwi Puji Astuti (Yayasan Muslim Plus) dan Alfi Irfan AgriSocio
(Technopreneur).
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menjalin kerjasama dengan
negara-negara lain. “Salah satunya, Indonesia sudah bertemu dengan perwakilan
dari Mesir untuk menindaklanjuti hubungan bilateral,” ujar Dwi Puji Astuti dari
Yayasan Muslim Plus. “Pemberdayaan pemuda harus dapat dilihat sebagai peluang
dan selanjutnya akan mampu berkontribusi bagi masyarakat. Baik pada bidang kewirausahaan
maupun teknologi,” tambahnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Alfi Alfian yang merupakan technoprenuer
dari AgriSocio juga menyampaikan hal serupa. Ia menginformasikan bahwa dalam
acara ini juga telah disampaikan upaya untuk membentuk Joint Youth Strategy. “Selain itu, kami juga sudah menyampaikan
permintaan agar Indonesia menjadi ibu kota pemuda OKI, di mana rencana
realisasinya pada tahun 2018 mendatang,” paparnya (didid/ts).
EmoticonEmoticon