Hidup kita enggak seindah postingan Instagram
[Foto: kelascinta.com/] |
Karena beasiswa Pemerintah Turki (YTB, baca: Beasiswa ke Turki? Persiapkan 5 Hal Ini!) dianggap sebagai salah satu program beasiswa yang mudah didapat dan tanpa perlu punya skor TOEFL/IELTS yang tinggi, akhirnya banyak pelajar Indonesia mengincarnya. Bahkan disebutkan tahun 2016 ini jumlah pelamar beasiswa dari Indonesia adalah yang terbanyak kedua setelah Afganistan.
Pengumuman hasil seleksi tahap administrasi beberapa bulan lalu ternyata menyisakan banyak luka perih untuk sebagian besar pelamar YTB yang sudah menggantungan harapan dan optimisme agar bisa melanjutkan pendidikan ke Turki.
Bahwa jalan manusia sudah ada yang mengatur memang bukan hanya isapan jempol belaka. Tuhan adalah sebaik-baiknya pengatur yang sudah memutuskan jalan terbaik yang akan dilewati hamba-hambaNya.
Catatan berikut ini adalah beberapa hal yang harus kalian syukuri karena kalian enggak jadi tinggal di Turki!
Kalian tetap akan merasakan nikmatnya nasi goreng sebagai menu sarapan
Turki memang terkenal dengan beragam jenis makanan yang disajikan untuk sarapan. Tapi kalian jangan bayangkan itu adalah nasi dengan berbagai macam pilihan sayur dan lauk seperti di Indonesia. Jenis makanan yang dihidangkan untuk sarapan di Turki adalah timun mentah, tomat mentah, beberapa jenis keju, zaitun, telur, kentang rebus dan jenis selai. Kalau kalian tinggal di asrama pemerintah sarapan pagi kalian akan selalu dihiasi dengan menu yang sama.
[Sarapan Khas Turki. Foto http://www.gurmerehberi.com/] |
Kalian enggak perlu pusing dengan 23 kg atau 30 kg
Sebagain besar mahasiswa Indonesia di sini memanfaatkan libur musim panas untuk bisa pulang ke rumah setelah satu tahun berjuang menahan rindu dan menahan uang jajan. Perjalanan Istanbul-Jakarta ditempuh dengan 14 jam perjalanan udara (belum termasuk transit). Kapasitas bagasi yang ditawarkan maskapai pun bermacam-macam. Belum kita pusing mau packing untuk pulang udah ada aja yang mau nitip oleh-oleh. Kita di sini sekolah bukan jalan-jalan dan belum berpenghasilan. Perjalanan di udara belasan jam ditambah nunggu selama transit aja udah bikin down duluan belum lagi kita harus bawa barangan sekitar 30 kg dari asrama ke bandara yang banyak ditempuh pakai bis. Kita angkat-angkat sendiri naik turun bis atau metro, enggak ada antar jemput!
Kalian enggak akan merasakan jadi orang paling bego polos
Kalian emang enggak diwajibkan buat punya skor TOEFL sampai 500 lebih karena kalian akan belajar pakai Bahasa Turki. Bahasa yang sama sekali enggak kalian tahu sebelumnya bahkan bisa dipastikan Bahasa Inggris kalian lebih bagus kan daripada Bahasa Turki? Di sini kalian bakal masuk kelas dengan Bahasa Turki akademik 100%. Jangankan paham apa yang dosen kalian terangin, temen kalian ngegosip aja masih suka roaming. At least bahasa pergaulan anak-anak masih lebih sederhana dan enggak perlu ada ujiannya segala, kan? Setidaknya belajar dengan memakai Bahasa Inggris masih bisa kalian raba-raba dan enggak terlalu asing dengernya. Kalian harus belajar ekstra dan tentunya harus sabar juga selama berbulan-bulan bahkan pakai tahun untuk bisa bertahan di tengah orang yang kalau ngomong apa enggak kalian pahami.
Kalian enggak menanggung beban berat dari harapan orang banyak
Terutama orang terdekat seperti keluarga atau guru-guru kalian. Mereka pasti bangga dan berharap banyak kalian bisa lebih sukses karena belajar sampai keluar negeri. Realitanya? Tidak ada yang bisa menjamin bahwa lulusan luar negeri lebih sukses daripada lulusan dalam negeri.
Dijadikan panutan dan tumpuan harapan itu mungkin bisa jadi sebuah motivasi tapi kalau kalian lagi stuck belajar, harapan-harapan yang mereka gantungkan itu seolah menjadi hantu yang bikin kalian pengen lari dan nyebur ke laut.
“Apaan sih itu katanya lulusan luar negri kok kerjaannya cuma jadi…”
Kalian tetep bisa marah tanpa harus dipendam lama-lama
Perbedaan budaya kadang bikin kita sering salam paham dan susah untuk memahami orang-orang di sini. Enggak cuma orang Turki tapi juga teman-teman dari negara lain yang juga sedang belajar di Turki. Orang Indonesia terkenal lebih lembut dan ramah. Kita yang sering merasa perbuatan mereka cukup “kasar” dan bikin kesel cuma bisa nahan diri buat tetep sabar karena memang karakter mereka seperti itu. Jadi, enggak ada alasan buat marah dong. Ya, udah disimpen aja terus keselnya.
Meskipun saat ini jalan kalian belum terbuka untuk ke Turki tapi kalian tetap bersyukurlah! Kalian harus tetap semangat dan yakin ada jalan lain udah terbuka lebar menanti kalian untuk menoleh setelah berhasil move on dari Turki.
Turki bukan segala-galanya dan bukan jalan satu-satunya untuk bisa sukses. Tapi Turki adalah jalan satu-satunya kalau kalian cuma mau upload foto dan check in lagi di Haghia Sophia!
[Instagram Penulis. Foto +Turkish Spirit] |
“Hidup kita enggak seindah postingan Instagram!”
Roida Hasna Afrilita
Tim redaksi Turkish Spirit, mahasiswi Jurusan Ilmu Pendidikan Bahasa Turki di Canakkale Onsekiz Mart Univeristesi. Pelajar Indonesia asal Magelang Jawa Tengah, memiliki minat pada konsep dan menejemen pendidikan. Instagram @roidanana.
Tim redaksi Turkish Spirit, mahasiswi Jurusan Ilmu Pendidikan Bahasa Turki di Canakkale Onsekiz Mart Univeristesi. Pelajar Indonesia asal Magelang Jawa Tengah, memiliki minat pada konsep dan menejemen pendidikan. Instagram @roidanana.
2 komentar
Write komentarNanaa kewl banget tulisannya... InsyaAllah bikin yg gak jadi berangkat ke Turki jadi bernafas lega yaa... Tapi pasti di sana Allah juga kasih pelajaran hebat buat nana dan teman2... Semangaaat...semoga berkah perjuangabnmu #asek wkwkwk
ReplyBetul, Kak Dhee. Kak Nana emang aseek tuh tulisannya. :)
ReplyEmoticonEmoticon