Soal berkurban di negara lain, Turki jagonya! Ini yang menarik dan menjadi tren di tengah masyarakat Turki
[Foto +Hasan Rosyadi] |
Belum lama ini kita sama-sama telah menyaksikan prosesi ibadah haji di tanah suci Mekkah. Kebahagian kembali bertemunya sanak saudara dan harapan menjadi haji dan hajjah mabrur.
Tulisan ini masih tentang Idul Adha atau Idul Kurban. Ada sebuah cerita yang menarik tentang domba untuk kurban yang mudah-mudahan dapat meningkatkan nilai ibadah. Cerita ini bermula di saat pelajar Turki pulang ke kampung halaman dan liburan musim panas.
Suara takbir bergema dari menara-menara masjid di dataran Anatolia ini. Ibadah sholat ied pun terlaksana dengan baik. Saat itu ada yang berbeda dan menarik mata saya, yaitu potong domba. Domba-domba dibiarkan lepas begitu saja sebelum menunggu eksekusi oleh penjagal kambing. Setelah saya amati, ternyata domba-domba itu nampak berbeda. Mereka tak terlihat garang, berdaging dan berotot. Mereka tampak lucu seperti Shoun the Sheep.
Domba Turki vs Domba Indonesia
Kita mengenalnya dengan istilah “Domba Ekor Gemuk” atau “Domba Kibas”. Ya, sesuai dengan namanya: kibas-kibas pada ekornya atau ebol-ebol bahasa kekiniannya. Domba jenis ini awalnya berasal dari Asia Barat, lebih tepatnya India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada sekitar abad ke-18. Lalu pada tahun antara 1731 sampai dengan 1779 pemerintah Hindia Belanda mulai melakukan impor jenis domba kirmani yaitu sebagai domba ekor gemuk dari Persia. Tapi ada juga yang beranggapan bahwa mereka banyak berkembang di daerah kepulauan Madura dan sekitarnya (Sumber: penjual sapi).
Domba ini tubuhnya terlihat lebih besar daripada jenis domba lokal lain pada umumnya, memiliki bulu wol yang berwarna putih dengan tekstur kasar, berat 40 sampai 60 kg. Ekornya terlihat besar karena sebagai tempat untuk menimbun lemak, sedangkan ujungnya terlihat kecil, lemak yang berada di ekornya sebagai sumber energi cadangan. Domba ini kurang populer untuk dijadikan kurban di Indonesia karena jumlah daging yang sedikit akan tetapi cukup populer di Turki karena murah. Yang menarik adalah saat berjalan: agak lamban karena berat badannya yang gemuk. Penasarankan bisa dilihat di liputan video ini.
Dan, SATE a la Turkey!
Setelah pemotongan hewan kurban di Turki tetap ada bakar-bakaran akan tetapi pengemasannya berbeda. Di sini lebih disajikan dengan roti dan dalam bentuk doner. Keseruan dan liputan ini bias dilihat di video kedua ini.
[Penulis dalam Acara Kurban. Foto +Hasan Rosyadi] |
Turki mendapat libur 7-10 hari tergantung kantor atau institusi tempat bekerja. Libur yang cukup panjang dan Idul Adha di Turki lebih semarak dari Idul Fitri. Aktivitas yang dilakukan tidak lepas dari silaturahim ke keluarga, mengunjungi objek wisata, makan-makan dan berekreasi. Yang tidak kalah menariknya adalah undangan makan-makan terus berdatangan silih berganti, pastinya mau tahu tentang liputan hari ke hari setelah Idul Adha. Silahkan simak video ketiga ini.
Berkurban di Negara Lain?
Soal berkurban di negara lain, Turki jagonya! Ini yang menarik dan menjadi tren masyarakat Turki. Ini bukan laporan projek atau laporan tugas akhir ya. Ini adalah cerita saat kami mencoba projek kurban di Thailand Patani. Inisiatif ini bermula keinginan salah satu kawan kami ingin menghadirkan satu sapi di daerahnya. Dengan hanya berbekal poster dan telefon serta lokasi berkurban tidak disangka begitu cepat dan mudah mendapat donator sapi.
Kejadian ini membuat kami berfikir kenapa demikian? Sebelum Idul Kurban banyak badan wakaf yang membuat iklan berkurban di dalam negeri atau luar negeri. Animo masyarakat Turki dalam berkurban cukup besar. Saat kami berkunjung untuk mengambil uang kurban mereka sedang mempersiapkan kurban di daerah Zimbabwe, Afrika.
Akhirnya, dengan ibadah haji setidaknya ada satu hikmah berharga yang bisa kita petik, yaitu kepasrahan, ketundukan dan ketaatan total kepada Allah SWT. Tertarik untuk mencari donator kurban dari Turki, silahkan hubungi badan wakaf di Turki. Semoga postingan ini bermanfaat dan jangan lupa follow sosmed saya juga ya.
Hasan Rosyadi
Kontributor baru Turkish Spirit untuk liputan kultural, traveling, dan yang seru-seru. Jika ingin melihat gaya bloging-nya bisa dikunjungi di hasantoshare.wordpress.com. Hasan adalah blogger dan mendalami studi dan penelitian bidang Geology dan Energy (earthsurface.wordpress.com), menyukai photografi, seni dan tulis-menulis. Di samping cemerlang dalam bidang akademis (researchgate.net/hasan_rosyadi?ev=hdr_xprf) dan leadership tentunya, dia juga banyak mendapat penghargaan baik nasional maupun international dalam bidang design, grafis dan photography. Hasil fotografinya dapat dilihat di hasanrosyadi.tumblr.com dan IG hrosyadistories. Dia juga youtubers baru, akun Youtube: HasanRosyadi, dengan mendokumentasikan semua perjalanan dan ceritanya dengan kemampuan videografinya.
Kontributor baru Turkish Spirit untuk liputan kultural, traveling, dan yang seru-seru. Jika ingin melihat gaya bloging-nya bisa dikunjungi di hasantoshare.wordpress.com. Hasan adalah blogger dan mendalami studi dan penelitian bidang Geology dan Energy (earthsurface.wordpress.com), menyukai photografi, seni dan tulis-menulis. Di samping cemerlang dalam bidang akademis (researchgate.net/hasan_rosyadi?ev=hdr_xprf) dan leadership tentunya, dia juga banyak mendapat penghargaan baik nasional maupun international dalam bidang design, grafis dan photography. Hasil fotografinya dapat dilihat di hasanrosyadi.tumblr.com dan IG hrosyadistories. Dia juga youtubers baru, akun Youtube: HasanRosyadi, dengan mendokumentasikan semua perjalanan dan ceritanya dengan kemampuan videografinya.
EmoticonEmoticon