"Buat para jomblowati yang tak diapeli pada malam Minggu, tak perlu khawatir, serial Turki tayangnya setiap hari. Pasti tak keberatan dong ditemani abang-abang ini?"
|
[Adegan dalam Film Kara Para Aşk. Foto +YouTube] |
Halo dear pembaca Turkinesia... sudah tahu dong drama televisi asing yang sedang booming sekarang? Serial tanah air Shahruh Khan yang panjang khas pelototan mata, lewat! Zaman boyband cowok-cowok berponi juga sudah turun pamor! Lalu serial apa dong sekarang? Ya, ini nih Abad Kejayaan, Elif dan Inspektur Omer. Berikut ini 5 alasan kenapa kalian harus menonton drama Turki:
1. Cuci Mata
Deterjen kali cucian? Hehe. Ya, perpaduan wajah Eropa, Asia Minor dan Timur Tengah pada pemeran-pemerannya pasti tak membuat kita bosan untuk menontonnya. Hidung bangir, dengan warna mata asli, kulit putih, rambut hitam panjang atau pirang, alis tebal yang tidak terlihat seperti alis Sincan—karena dilukis.
Apalagi buat kaum wanita penonton setia drama tv, pastinya tidak akan bosan melihat pemain lelaki dengan cambang dan kumis yang memperlihatkan kejantanannya, senyum yang menawan atau tipe pria cool yang digemari kaum hawa. Buat para jomblowati yang tak diapeli pada malam Minggu, tak perlu khawatir, serial Turki tayangnya setiap hari. Pasti tak keberatan dong ditemani abang-abang ini?
2. Serasa Berlayar di Bosphorus dan Melihat Keindahan Istanbul
Buat yang sudah ngefan dan pengin banget ke Turki, melihat drama-drama asal Negeri Dua Benua ini pasti gregetan sambil ngomong “duh kapan ya gue bisa ke sana?” Apalagi drama yang berlata Istanbul, kita bisa melihat serial Shehrazat (Binbir Gece) yang salah satu adegan saat sarapan menghadap Bhosporus. Begitu juga serial Cansu dan Hazal (Paramparça) yang bersebelahan langsung dengan selat yang memisahkan dua benua itu; jangan lupain serial cinta Elif (Kara Para Aşk), masih inget kantornya Omer? Ya, letaknya masih berada di area Sultanahmet dan tidak jauh dari Grand Bazaar. Ya, bagi kalian para pecinta Kara Para Aşk tentu pengin foto di situ dengan caption ‘finally gue sampe di kantornya komiser Omer’.
3. Mengintip Kebudayaan Turki lewat Filmnya
Ini yang paling penting. Memang, baik film India maupun Korea tidak luput menunjukkan budaya mereka. Misalnya drama Korea yang biasa menunjukkan kebiasaan menggunakan kaos kaki ketika tidur, menyediakan beberapa sandal rumahan untuk digunakan dalam rumah baik untuk sendiri dan para tamu, dan well kebiasaan buruk mereka yang selalu ‘minum’ kalau ada masalah, lalu tanpa sengaja curcol dalam keadaan mabuk dan ketika pulang sang lelaki menggendong wanitanya. Kebudayaan dalam film India juga bisa dikenali misalnya lewat tari-menari, beberapa upacara dan cara sembahyang menyembah dewa. Sampai akhirnya muncullah drama dari negeri yang sedikit sama kebudayaannya karena satu kesamaan yaitu negara demokrasi dengan Muslim yang menjadi mayoritas (baca: Turki). Lalu apa saja budaya yang saya maksud.
Hal lazim yang jamak kita lakukan bila ingin pamit pergi atau bertemu dengan orang tua adalah mencium tangan, walau mungkin hal itu sudah tergerus zaman. Beda halnya dengan budaya Barat yang memang soal penghormatan terhadap orang tua kurang (bahkan hanya memanggil nama tanpa tuturan). Dalam drama Turki kita akan kembali dipertunjukkan bagaimana cara bersikap sopan kepada orang tua, ya cium tangan! Kalau kalian perhatikan, ada sedikit perbedaan cara mencium tangan ala Turki. Pertama adalah mencium tangan lalu meletakkan tangan orang tua di dahi kita. Benar? Dan hebatnya genre apa pun film ini cium tangan ini tidak terlupakan. Tapi di film Indonesia saja harus genre tertentu (misalnya Islami atau film pendidikan anak) baru kita lihat adegan cium tangan terhadap orang tua.
Dengan melihat film kita jadi tahu bahwa teh adalah minuman kebesaran Turki, dengan gelas kecil khas berbentuk tulip. Isinya lebih sedikit memang dibandingkan dengan kebiasaan kita minum teh dengan menggunakan cangkir atau gelas, tapi lihat saja berapa sering mereka minum. Dalam scene pertemuan biasanya yang dihidangkan adalah teh, bandingkan dengan film Indonesia kalau hang out di restoran minumannya pasti selalu jus atau sirup, benar atau benar?
Belum lagi beberapa penganan khas seperti simit.
|
[Simit, Sarapan Omer dan Arda Turan :D. Foto @posta.com.tr] |
4. Ide Menarik, Alur Kuat dan Penggarapan Musik yang Wow!
Gaya saya sudah seperti produser film ketika menyebut alasan keempat. Tapi jauh sebelum penonton memutuskan untuk menonton atau tidak serial yang dihadirkan, para produser pasti sudah memikirkan detail di atas. Hal ini menjadi alasan yang kita putuskan untuk menonton atau tidak sebuah serial, atau di Indonesia dikenal dengan nama sinetron. Apakah ide ceritanya seperti kebanyakan? Misalnya, perebutan harta, cinta segitiga dengan pemeran pembantu wanita menjadi antagonis yang merebut si lelaki dengan dukungan keluarga pemeran utama pria karena lebih kaya dari pemeran utama wanita yang miskin. Yang seperti itu pastinya membosankan, bukan? Maka beralihlah ke sinema Turki dengan ide segarnya.
Lalu alurnya seperti apa? Ini penting, alur lebih disebut sebagai sebab akibat? Kenapa sih Shehrazat pegawai kecil bisa menaklukkan bos cool semacam Onur yang tidak percaya akan cinta dan wanita? Karena di saat ia membutuhkan biaya untuk pengobatan anaknya yang terkena leukimia, hanya Onur yang memungkinkannya menolong dengan syarat biaya pengobatan dibayar dengan ‘satu malam’. Dari sinilah konflik seru dengan penuh kejutan dimulai.
|
[Simit dan Teh Turki untuk Sarapan. Foto @posta.com.tr] |
Selanjutnya penggarapan musik yang tidak main-main, instrument antara tokoh satu dengan lainnya berbeda. Misalnya, instrumen yang dipakai ketika pertemuan antara Elif dan Omer (dalam Kara Para Aşk) berbeda dengan ketika pertemuan Elif dan saudaranya (Nilufer, Asli), begitu juga instrumen untuk menunjukkan sang antagonis Tayyar Dundar. Hebatnya musik tidak hanya asal diambil dari sebuah lagu, tapi pembuatannya tidak main-main dan yang sudah biasa dipakai melainkan membuat instrumen sendiri dengan alunan biola, piano dan alat musik khasTurki bağlama.
5. Kampus Ternama ternyata Almamater Aktor/Aktris Ngetop ini Loh
Sstt, sama dengan drama Turki yang mulai booming, beasiswa pendidikan yang di Indonesia dikenal seperti beasiswa Pemerintah Australia (AAS), Amerika (Fullbright), Inggris (Chevening), sejak 2012 sampai tahun ini beasiswa Pemerintah Turki yang bernama Turkiye Burslari (YTB) pun mendadak jadi primadona.
Terus hubungannya dengan drama Turki apa?
FYI, sebagian kampus yang masuk list YTB kampusnya para artis papan atas Turki loh, jadi kalo kalian masih bingung mau kuliah dimana, nih saya kasih pertimbangan, pilih saja kampus yang pernah menjadi almamater aktris/aktor cantik Turki. Kan jadi keren kalau ditanya, “kuliah dimana?” Di Mimar Sinan Universitesi, kampusnya Tuba Buyukustun alias Elif Denizer, loh.
|
[Minar Sinan University. Foto @www.msgsu.edu.tr/] |
Atau langsung menuju ibu kota, Universitas Ankara, jadi deh kalian satu almamater dengan Engin Akyurek alias Omer alias Kerem di Fatmagul.
Kalau nggak dapat di 3 kota besar, kuliah dimana? Di Abdullah Gul University saja, letaknya di Kayseri, itu loh kampung Tuan Burhan dan Nyonya Nadide.
(abaikan pertimbangan ini ya, yang pasti cari saja jurusan keinginan kalian, ingat cari pakai tangan dan mata, jangan nanyain admin Facebook YTB mulu, haha....)
Jadi yang ingin saya sampaikan, kalau ternyata pemilihan peran untuk pemain film/drama Turki itu sangat serius loh, bagaimana tokoh Elif Denizer seorang pengusaha berlian, di beberapa adegan kita melihat kan kalau Elif mendesain sendiri berliannya atau sesekali melukis, you know what? Dia adalah lulusan Fakultas Seni Universitas Mimar Sinan. Canggih nggak tuh?!
Masih yakin kalian nggak ganti kanal, rasakan sensasi kalau sudah tenggelam dalam pesona aktor tampan Turki, dijamin kalian semua yang selama ini nggak bisa move on dari mantan, bakalan move on dah.
Ohya, drama Turki bukan hanya popular di Indonesia loh. Saat ini drama Turki sudah diekspor ke lebih 50 negara. DramaTurki yang terbaru ditayangkan di Indonesia Fatmagul (Fatmagül'ün Suçu Ne?) sudah terlebih dulu menjadi favorit di Afganistan, Pakistan sampai Amerika Latin. Kita lihat apakah Fatmagul menjadi drama favorit terbaru, kalau menurut saya sih Kara Para Aşk tetap di hati karena Engin Akyurek yang bercambang dan berkumis lebih sekseh.
Medan, Maret 2016
Una Anshari
Sarjana ekonomi akuntansi yang ‘eneg’ liat angka-angka di salah 1 kampus swasta di Depok. Sukanya liatin tulisan atau film aja.Pecinta semua tentang Turki: negara, bahasa sampai drama televisinya. Impiannya bisa menjadi mahasiswa di Turki dan mendatangi seluruh tempat bersejarah di Negeri Dua Benua itu. Facebook dan Ig di akun Muna Arifah, Twitter dan Wattpad di Naarabian. Blog di
sini.