[Adele. Foto ibtimes.co.uk] |
Ketika penyanyi terkenal asal Inggris Adele merilis album terbarunya akhir tahun 2015, pada waktu bersamaan khalayak pecinta musik di Turki mempertanyakan keaslian lagu berjudul Million Years Ago tersebut. Berita ini pun menjadi viral dan dimuat di media-media internsional. Adele dituduh memplagiat lagu Acılara Tutunmak karya penyanyi terkenal Ahmet Kaya, warga Turki keturunan Kurdi yang di akhir hayatnya harus eksil ke Prancis dan meninggal di sana tahun 2000. Lagu Acılara Tutunmak rilis tahun 1985, tahun-tahun kegemilangan Kaya sebagai penyanyi di Turki. Banyak pihak meminta kasus ini dibawa ke pengadilan meski sampai sekarang masih mengambang.
Melis Kaya, putri Ahmet Kaya yang tinggal di Prancis, ikut berkomentar seperti dimuat dalam situs IBTimes UK (9 Desember, 2015), "We can say that, harmonically, both songs are based on the same harmonic structure so the melodies are really close. But you can write many songs based on the same harmonic structure and the songs can be alike."
Sementara itu, Kiai M. Faizi memberikan komentar panjang lebar tentang kemiripan dua lagu tersebut. Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep yang sekaligus dikenal sebagai penyair dan ahli musik ini memberikan penilaian secara detail.
"Struktur lagu Ahmet Kaya itu memang sangat populer. Strukturnya kira-kira seperti ini: Dm/re – G/sol – C/do – F-fa – Dm/re- E/mi – Am/la. Jadi, menurut saya, sangat memungkinkan terjadinya intertekstualitas akibat “vraisemblable”, komposer yang satu berkali-kali mendengar struktur serupa lalu menyerapnya dan memodifikasinya dan melahirkannya dalam sebuah karya baru. Semua itu berlangsung di bawah sadarnya. Bahkan, kalau kita mau pergi lebih lama lagi, intro keduanya malah sangat mirip dengan lagu klasik The Phantom of the Opera, sebagaimana lagu Eye of the Witch-nya King Diamond, Angkara-nya Power Metal, dan Devil in Disguise-nya Yngwie J. Malmsteeen. Semua lagu yang saya sebut itu sangat mirip dengan lagu klasik yang berjudul Asturias.
"Makanya, kalau kita lihat karya-karya David Foster yang struktur lagunya sedikit rumit, jarang atau bahkan tidak ada yang menggosipkan sama atau nyontek dengan lagu tertentu. Itu disebabkan karena karya lagu-lagu Foster agak rumit, beda dengan lagu populer umumnya yang dibikin dengan struktur yang relatif “polos” sehingga pendengarnya berasal dari semua kalangan," jelasnya panjang lebar.
Sementara itu, Kiai M. Faizi memberikan komentar panjang lebar tentang kemiripan dua lagu tersebut. Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep yang sekaligus dikenal sebagai penyair dan ahli musik ini memberikan penilaian secara detail.
"Betul, memang sangat mirip. Saya tidak tahu seperti apa batas kebetulan dan
kesengajaan dalam aransemen musik karena tangga nada itu--anggap saja
sederhananya--hanya ada 7 saja. Darinya, jutaan lagu di dunia ini tercipta.
Dalam hukum plagiarisme, konon, sebuah
lagu dapat dianggap sontekan jika mengutip sama persis hingga 4 bar. Banyak
memang lagu yang mirip, seperti Save Me-nya Queen dengan Pupus-nya Dewa 19, If I Could Fly-nya Joe Satriani dengan Viva la Vida-nya Coldplay. Di albumnya
Dave Koz, The Dance, ada satu lagu yang mirip banget dengan lagu Indonesia,
cuma saya lupa judulnya.
"Struktur lagu Ahmet Kaya itu memang sangat populer. Strukturnya kira-kira seperti ini: Dm/re – G/sol – C/do – F-fa – Dm/re- E/mi – Am/la. Jadi, menurut saya, sangat memungkinkan terjadinya intertekstualitas akibat “vraisemblable”, komposer yang satu berkali-kali mendengar struktur serupa lalu menyerapnya dan memodifikasinya dan melahirkannya dalam sebuah karya baru. Semua itu berlangsung di bawah sadarnya. Bahkan, kalau kita mau pergi lebih lama lagi, intro keduanya malah sangat mirip dengan lagu klasik The Phantom of the Opera, sebagaimana lagu Eye of the Witch-nya King Diamond, Angkara-nya Power Metal, dan Devil in Disguise-nya Yngwie J. Malmsteeen. Semua lagu yang saya sebut itu sangat mirip dengan lagu klasik yang berjudul Asturias.
"Makanya, kalau kita lihat karya-karya David Foster yang struktur lagunya sedikit rumit, jarang atau bahkan tidak ada yang menggosipkan sama atau nyontek dengan lagu tertentu. Itu disebabkan karena karya lagu-lagu Foster agak rumit, beda dengan lagu populer umumnya yang dibikin dengan struktur yang relatif “polos” sehingga pendengarnya berasal dari semua kalangan," jelasnya panjang lebar.
Untuk itu, TS ingin menyertakan kedua lagu tersebut agar dinilai langsung oleh pembaca. Silahkan klik link Youtube di bawah ini.
Lagu Ahmet Kaya berjudul Acılara Tutunmak silahkan klik tautan ini
[Ahmet Kaya] |
Untuk lagu Adele berjudul Million Years Ago silahkan kunjungi tautan berikut.
Terakhir, TS perlu menyertakan sebuah social experiment yang dilakukan oleh pemuda Turki kepada publik Amerika. Berikut hasilnya. <ts/red>
EmoticonEmoticon