Kunjungan Presiden Soekarno ke Turki

04.36.00

"Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno pernah berbicara banyak tentang Turki dan Atatürk dalam majalah Panji Islam"

[Presiden Soekarno di Kawasan Ulus, Ankara, setelah Keluar dari Gedung Parlemen Turki. Arsip Foto Koran Cumhuriyet]
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno pernah berbicara banyak tentang Turki dan Atatürk dalam majalah Panji Islam. Dalam artikel tersebut, Presiden Soekarno banyak membahas tentang dialektika perkembangan politik Turki di era akhir Kesultanan Usmani dan awal Republik Turki.

Ada satu kutipan menarik yang disampaikan oleh Presiden Soekarno: "Sebab, sebenarnya, orang yang tidak datang menyelidiki sendiri keadaan di Turki itu, atau tidak membuat studi sendiri yang luas dan dalam dari kitab-kitab yang mengenai Turki itu, tidak mempunyailah hak untuk membicarakan soal Turki itu di muka umum. Dan lebih dari itu: ia tidak mempunyai hak untuk menjatuhkan vonis atas negeri Turki itu di muka umum.

Nampaknya, Presiden Soekarno memiliki minat yang amat mendalam terhadap perkembangan politik di Turki hingga menulis pernyataan tersebut. 

[Presiden Soekarno Tiba di Lapangan Terbang Esenboğa Ankara, Disambut Presiden Celal Bayar (Kanan). Arsip Foto Kantor Kepresidenan Turki]
Beruntung, pada tanggal 24 April 1959, Presiden Soekarno berkesempatan untuk mengunjungi Ankara dan mengamati Turki secara langsung. Foto di atas menunjukkan Presiden Soekarno yang baru mendarat di Lapangan Terbang Esenboğa. Beliau tampak tersenyum bahagia, mungkin karena akhirnya beliau dapat bertandang ke tanah Turki, tempat yang pernah beliau jadikan inspirasi dalam memformulasi gagasan untuk Indonesia merdeka. Presiden Soekarno tampak disambut oleh Presiden Celal Bayar, salah satu politisi yang dekat dengan Mustafa Kemal Atatürk dan Presiden Turki ke-3. 

Selama di Turki, Presiden Soekarno berkesempatan mengunjungi Anıtkabir, makam Atatürk. Di Anıtkabir beliau berpidato di hadapan pemuda Turki dan menyampaikan bahwa Atatürk telah menjadi salah satu inspirasi Presiden Soekarno dalam merumuskan gagasan hubungan agama-negara. 

Selanjutnya, pada tanggal 26 April 1959, Presiden Soekarno juga mengunjungi Istanbul dan tempat-tempat bersejarah di kota tersebut. Pada tanggal 29 April 1959, Presiden Soekarno menyelesaikan kunjungannya di Turki dan melanjutkan kunjungannya ke Polandia. Sayang sekali, setelah kunjungan Presiden Soekarno dari Turki, nampak tidak ada artikel yang beliau tulis sebagai refleksi tentang kenyataan yang beliau lihat sendiri di Turki. 

Kunjungan Presiden Soekarno ke Turki ini tentu penting dan layak untuk kita ingat. Karena peristiwa tersebut merupakan awal dari kunjungan antar pemimpin kedua negara yang terus berlanjut hingga sekarang dan sekaligus menjadi fondasi bagi hubungan bilateral Indonesia-Turki yang terus membaik. Di masa-masa ketika Perang Dingin sedang memanas dan Turki pada masa itu menjadi bagian dari Blok Barat, Presiden Soekarno dengan pandangan Non-Bloknya tetap mencoba untuk membangun persahabatan dengan Turki --sebuah negara demokratis, modern, dan berpenduduk mayoritas Muslim. Presiden Soekarno pada saat itu mungkin memiliki keyakinan dan visi bahwa Turki suatu saat akan jadi salah satu negara yang punya ikatan kuat dengan Indonesia. 

Oleh karena itu, tak ada salahnya jika kita berharap semoga hubungan Indonesia-Turki tetap berlanjut dengan hangat dalam semangat persaudaraan!

(Diadaptasi dari berbagai sumber)


BlogHadza Min Fadhli Robby
Mahasiswa program master pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional di Eskişehir Osmangazi Üniversitesi. Mendalami isu-isu politik domestik dan luar negeri Turki sejak kuliah S1. Minat akademis: isu agama dalam hubungan internasional dan analisis politik luar negeri.
   

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »