Rutinitas Ramadan di Kota Konya

20.08.00
Tidak terasa 7 hari bulan Ramadan telah terlewati. Tiga hal yang selalu mengiringi bulan Ramadan adalah puasa, tadarus Al-Quran dan salat tarawih. Dengan berbagai ritual dan ibadah, Muslim di seluruh belahan dunia berlomba-lomba mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Berikut adalah beberapa rutinitas selama Ramadan yang saya temui di Konya, salah satu kota paling regilius di Turki. Karena Konya, seperti sudah dikenal oleh semua kalangan, adalah kota yang menjadi identitas penting bagi tasawuf dan sufisme, salah satu faktornya dengan adanya Jalaluddin Rumi dan ulama-ulama dari masa kejayaan Kesultanan Saljuk. 

Mukabele di Masjid Kapı Camii

Mukabele adalah kegiatan membaca atau menghafal Al-Quran yang dilakukan secara bergantian—para jemaah menyimak pembacaan Al-Quran dalam hati. Di masjid yang dibangun oleh  salah satu keturunan Maulana Jalaluddin Rumi-- Hasanoğlu Şeyh Hüseyin Çelebi pada tahun 1658 ini tradisi mukabele sudah berlangsung selama 50 tahun. 
[Jemaah yang sedang Menyimak Pembacaan Alquran, Foto : Hari Pebriantok]
Kegiatan mukabele bisa kita ikuti selepas salat zuhur. Para hafiz secara bergantian menghafal Al-Quran di mimbar masjid sambil disimak oleh para jemaah. Posisi masjid Kapı Camii tidak jauh dari makam Maulana Jalaluddin Rumi. Letaknya yang strategis membuat masjid ini selalu penuh oleh para insan yang beribadah.
[Para Hafiz sedang Menghafal Alquran di Mimbar Masjid, Foto : Hari Pebriantok]
Ziarah Makam Wali

Masyarakat Turki masih akrab dengan tradisi ziarah kubur para wali dan tak  sibuk ricuh tentang masalah bid’ah.  Pada bulan Ramadan jumlah peziarah di makam para wali semakin meningkat. Di Konya, salah satu tujuan peziarah selain ke makam Maulana Jalaluddin Rumi adalah makam Sadruddin Konevi, seorang ulama tasawwuf abad 13. 
[Para Peziarah di Makam Sadreddin Konevi, Foto : Hari pebriantok]
Tarawih di Pelataran Masjid Selimiye

Salah satu ibadah sunah pada bulan Ramadan adalah salat tarawih. Masyarakat Konya setiap malam berduyun-duyun memadati halaman masjid Selimiye—salah satu masjid peninggalan Kesultanan Osmani. Masjid Selimiye mulai dibangun pada zaman kekuasan Sultan Selim II (1558-1567). Letak masjid ini di komplek makam Maulana Jalaluddin Rumi. Salat tarawih di tempat ini berjumlah 20 rekaat, setiap dua rekaat salam- dan setelah salam para jemaah membaca salawat atau kalimat tasbih bersama-sama.
[Salat Tarawih di Pelataran Masjid Selimiye, Foto : Hari Pebriantok]
Minum Teh di Kedai-kedai

Setelah melaksanakan ibadah salat tarawih, masyarakat Konya biasa bercengkerama sambil menyesap çay-- teh Turki di kedai-kedai yang bersebaran di sekitar masjid. Sebagaimana kita tahu setiap ibadah yang diperintahkan Allah adalah untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang. Hubungan vertikal antara makhluk dengan sang pencipta, hubungan horizontal yaitu hubungan sesama makhluk Allah SWT.  Menurut saya minum teh sambil bercengkrama yang bermanfaat adalah salah satu cara menyeimbangkan hubungan vertikal dan horizontal masyarakat Konya dan Turki pada umumnya. Obrolan-obrolan di kedai teh ini mengalir hingga larut.
[Kedai yang Dipenuhi Para Penikmat Teh, Foto : Hari Pebriantok]
Demikianlah beberapa rutinitas Ramadan di Konya yang saya abadikan di beberapa foto. Semoga bermanfaat dan selamat menjalankan ibadah puasa untuk seluruh pembaca TS.


Hari Pebriantok Salah satu pendiri Turkish Spirit. Mahasiswa asal Sragen alumni studi Jurnalistik di Selcuk University, Konya Turki dan pecinta fotografi dan film, juga aktif menulis untuk blog pribadi.

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »