Turkish Delight, Yang Manis dan Warna-warni dari Turki

01.10.00

Paket tour yang beken disebut Green Tour ini menawarkan pemandangan alam panoramic view, Derinkuyu underground city, biara kuno Selime Monastery, short hiking di Ihlara Valley, Pigeon and Rose Valley view, dan kunjungan ke toko permata

[Turkish Delight. Foto +Kiky Aurora]
Turki menyimpan sejuta pesona, semua mengakuinya. Sebagai satu-satunya negara yang terletak di dua benua—Asia dan Eropa—Turki memiliki kekhasannya sendiri. Rasanya tidak akan ada yang menyangkal keindahan kota Istanbul yang dibelah oleh Selat Bosphorus, hamparan batuan kapur putih menyerupai kapas di Pamukkale, ataupun bentang alam Cappadocia di waktu sunrise yang bisa dinikmati dengan lebih sensasional dari sebuah keranjang hot air balloon di angkasa.

Puas menikmati keindahan alam dan berbagai landmark bila berwisata ke Turki, tentu kita tidak bisa melupakan yang namanya oleh-oleh. Ya, mencari dan membeli oleh-oleh bagi saya merupakan sensasi tersendiri. Definisi oleh-oleh menurut saya adalah “sesuatu yang dengan melihatnya saja sudah bisa memanggil kenangan saat kita berkunjung ke suatu tempat.” Istilah kekiniannya, suatu benda yang bisa bikin “baper” alias terbawa perasaan. Itu, sih, pendapat saya. Anda tentu bebas berpendapat lain.

Lalu apa saja yang bisa menjadi oleh-oleh khas Turki, sesuai definisi versi saya tadi? Beberapa bisa saya sebutkan, misalnya pernak-pernik blue evil eye, dompet, tas atau wadah kecil dari kain dengan motif khas Turki, keramik, hingga karpet Turki, yang ketenarannya sudah mendunia. Karpet Turki memiliki kualitas baik dan diproduksi secara handmade dengan pengerjaan yang rumit. Anda perlu merogoh kocek cukup dalam untuk membelinya. Selain itu, membawa karpet yang berukuran cukup besar juga bukan perkara mudah, cenderung malah merepotkan, sehingga Anda perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk proses pengiriman karpet ke negara asal Anda.

Oleh-oleh lain yang sangat khas adalah Turkish Delight. Menurut saya Turkish Delight wajib Anda coba bila menginjakkan kaki ke negara bekas Ottoman ini. Makanan berjenis dessert yang lazim disebut lokum oleh penduduk Turki ini memiliki rasa manis dan bertekstur kenyal. Variannya sangat banyak. Saya pernah mencoba lokum rasa mawar yang berwarna pink, varian yang dicampur dengan kacang pistachio (ini favorit saya), yang dicampur dengan kacang hazelnut, dan jenis yang dicampur dengan kelapa serta kacang walnut. Masih banyak rasa dan warna lainnya, hanya saja saya tidak ingin mencicipi semuanya, karena terlalu manis bagi saya, jika kebanyakan menyebabkan kepala pusing. Bagi penggemar makanan manis, Turkish Delight pasti akan menjadi kesukaan Anda.
[Jejeran Perhiasan Sultanite dalam Etalase Toko. Foto +Kiky Aurora]
Selain Turkish Delight yang berjenis makanan di atas, ada satu lagi “Turkish Delight” yang wajib dijadikan oleh-oleh. Saya bertemu “Turkish Delight” ini dalam rangkaian land tour yang saya ikuti di Cappadocia. Paket tour yang beken disebut Green Tour ini menawarkan pemandangan alam panoramic view, Derinkuyu underground city, biara kuno Selime Monastery, short hiking di Ihlara Valley, Pigeon and Rose Valley view, dan kunjungan ke toko permata.

Saya biasanya tidak terlalu suka bagian paket tour yang mengunjungi produsen suatu produk, karena kita seolah-oleh dipaksa untuk melihat proses produksinya, ujung-ujungnya diantar ke galeri dan disuruh melihat-lihat koleksi yang mereka jual. Memang tidak ada paksaan membeli, tapi kita seolah-olah digiring untuk membeli. Namun, kali ini berbeda, saya jatuh cinta pada pandangan pertama kepada “Turkish Delight” yang dijual di toko ini!

Mulanya pemandu wisata kamilah yang memperlihatkan benda itu kepada saya. Liontin cantiknya yang terbuat dari “Turkish Delight” berwarna pink keunguan. Catat, pink keunguan. Saat kami mampir ke tempat pengisian bahan bakar, saya dan pemandu wisata yang kebetulan perempuan itu masuk ke toilet wanita. DAN… saya melihat dengan mata kepala sendiri, liontin itu berubah warna menjadi hijau. Naluri kewanitaan saya berbisik, saya jatuh cinta kepada benda itu!

Ketika akhirnya kami tiba di toko tersebut, netra saya langsung menyapu deretan cantik sang batu permata dalam etalase. Aih…, cincin, gelang, liontin, dan anting dalam bebagai model dan rupa itu langsung menyedot perhatian saya, seolah melambai ingin dibeli. Ada jenis permata lain, tapi saya mau yang itu!

Dialah Zultanite, akhirnya saya berkenalan dengannya. Pegawai toko mengatakan, Zultanite juga beken dengan sebutan “Turkish Delight.” Ya, dia memang Turkish Delight, manis, cantik, dan berwarna-warni. Kecantikan warna-warninya bagi saya sungguh ajaib, karena dari sebuah batu, dapat terpancar hingga 13 warna! Tergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya. Bila di ruang terbuka penuh cahaya matahari ia berwarna pink keunguan, bila di dalam ruangan berlampu biasa ia hijau, dalam ruangan terang berlampu kuning ia menjadi kuning terang, dan dalam ruangan yang tidak terlalu terang di siang hari ia berwarna cokelat muda seperti teh.

Zultanite adalah batu permata alami asli dari Turki dengan jenis yang sangat langka. Di beberapa tempat lain di dunia ditemukan batu sejenis, namun tidak memancarkan warna sebanyak Zultanite. Batu ini berjenis transparan yang biasanya tak mudah tampak oleh mata telanjang bila berada di alam. Setidaknya dalam jarak 6 inchi barulah dapat terlihat dengan jelas. Zultanite hanya ditemukan di satu sumber di dunia, di remote mountain area di Anatolia, Turki. Bisa dibayangkan keunikan dan kelangkaannya? Yes, cukuplah sedikit penjelasan tentang Zultanite. Anda yang menggemari gemstone, apalagi yang sempat terkena demam batu akik beberapa waktu lalu di Indonesia, pasti menyukai “Turkish Delight” yang satu ini.
[BeberapaPerubahan Warna Sultanite yang Saya Punya. Foto +Kiky Aurora
Emas dan perak adalah bahan yang lazim untuk mengikat Zultanite sebagai perhiasan. Namun, mengingat harga emas yang cukup mahal, saya harus cukup puas membeli cincin bermata Zultanite berbentuk kotak yang diikat dengan perak. Harga yang ditawarkan bervariasi. Untuk emas mulai dari 300 USD, sedangkan perak dihargai 100 USD ke atas, tergantung ukuran batu dan jenis perhiasannya. Saya kebetulan hanya menyukai cincin, dari segala jenis perhiasan yang ada. Pakai anting pun hanya semata untuk menandai bahwa saya seorang perempuan.

Kini cincin “Turkish Delight”—yang saya pakai sehari-hari di jari manis kiri—menjadi koleksi kesayangan dan sering saya pamerkan kepada teman-teman. Apalagi saat ia berubah-ubah warna, yang sampai hari ini saya masih sanggup membuat saya terkagum-kagum. Jadi kalau ditanya, apa oleh-oleh yang paling khas dari Turki, saya akan jawab, Turkish Delight dan “Turkish Delight.”


Kiky Aurora AR
Penulis berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat, yang dalam tiga tahun terakhir tiba-tiba punya traveling passion yang cukup besar. Sejauh ini baru sempat mengunjungi 15 negara, termasuk Turki yang sudah dikunjungi dua kali. Hobinya yang lain adalah mantengin tiket promo setiap hari, siapa tahu bisa bertualang lagi dengan tiket yang fantastis murahnya. Akun Facebook: Kiky Aurora AR.

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »