Selayang Pandang Konya

03.18.00

Konya juga merupakan bursa perdagangan pertama di Anatolia dan menjadi salah satu yang terbesar di Turki

[Area Museum dan Makam Rumi. Foto +Turkish Spirit]
Konya merupakan salah satu pusat industri di Turki. Konya mempunyai pabrik gula paling besar di Bumi Al-Fatih ini dan paling modern di dunia. Konya juga memiliki pabrik aluminium terbaik di Turki dan merupakan peringkat ketiga dunia. Industri di kota ini berpusat di daerah yang disebut ‘Organize Sanayi’. Di tempat ini terdapat pabrik besar maupun kecil. Karpet yang dijual sampai ke Aceh merupakan salah satu barang industri yang paling terkenal dari kota ini.

Konya juga merupakan bursa perdagangan pertama di Anatolia dan menjadi salah satu yang terbesar di Turki.

Sekitar 50 kilometer dari pusat kota terdapat sebuah tempat yang dulunya ada perkampungan kuno di sana. Tempat ini bernama Catalhoyuk, merupakan perkampungan kuno yang ada sejak zaman neolitik dan kalkolitik. Perkampungan ini dipekirakan berdiri antara tahun 7500 SM-5700 SM. Pada tahun 2012 UNESCO menetapkan perkampungan Catalhoyuk sebagai salah satu warisan dunia. Tempat ini pertama kali diteliti oleh James Melliaart pada tahun 1958. Sampai sekarang proses penggalian dan penelitian untuk mendapatkan sisa-sisa peninggalan dari perkampungan ini terus dilanjutkan, terutama oleh universitas-universitas baik dalam maupun luar negeri.

Yang tak kalah menarik dari kota ini adalah kehadiran taman Jepang. Taman ini berdiri pada tahun 2010 atas kerja sama antara pemerintah kota ini dengan Pemerintah Perfecture Kyoto dari Jepang. Taman ini dibuat sedemikian rupa agar terlihat kesan Jepangnya. Arsitektur bangunan maupun kolam di tempat ini membuat taman ini begitu kental dengan kebudayaan Jepang. Tempat ini sangat cocok sebagai tempat piknik, terutama piknik bareng keluarga maupun teman-teman.

Selain tokof sufi besar Maulana Jalaluddin Al-Rumi, ada lagi tokoh yang terkenal di Turki yang dimakamkan di kota ini. Jika di Timur Tengah ada kisah tentang Abu Nawas yang cerdik, maka di Turki juga ada Nasruddin Hoja. Beliau juga seseorang yang cerdik dan dalam setiap kisahnya yang lucu terdapat pesan-pesan moral yang disampaikan. Beliau dimakamkan di daerah Aksehir, sebuah daerah yang berjarak 1,5 jam dari pusat kota Konya. Beliau adalah salah satu tokoh yang tekenal di Turki. Hampir semua orang Turki tahu kisah-kisah beliau.

Berbatasan langsung dengan pusat pemerintahan di Ankara, membuat Konya menjadi salah satu kota terpenting di Turki. Oleh sebab itu, diperlukan sarana transportasi yang mumpuni bagi kota dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa ini.

Pemerintah Turki berhasil mewujudkannya dengan dibangunnya stasiun dan didatangkan kereta api cepat yang membuat jarak Ankara-Konya yang dulunya ditempuh dalam waktu 3-4 jam, kini cukup 1,5-2 jam saja. Itu pun dengan harga yang terjangkau dan ditambah dengan diskon yang diberikan kepada mahasiswa.

Berkepala dua

Di kota para sufi ini kita bisa saksikan sisa-sisa peninggalan sejarah Islam, terutama peninggalan dari Kesultanan Seljuk. Ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya masjid-masjid yang mempunyai kubah berbentuk kerucut. Masjid berbentuk kerucut merupakan ciri khas dari masjid-masjid peninggalan Kesultanan Seljuk. Sedangkan masjid di era Kesultanan Utsmani kebanyakan berbentuk bulat. Begitu juga dengan beberapa madrasah kuno yang terdapat di kota ini, yang kebanyakan merupakan peninggalan dari Kesultanan Seljuk. 

Karena Kesultanan Seljuk menjadi ikon kota ini, lambang dari kota ini pun memakai identitas Kesultanan Seljuk, yaitu burung berkepala dua. Begitu pula dengan universitas utama kota ini yang sekaligus tempat saya menimba ilmu sekarang juga memakai nama dari kesultanan yang pernah berkuasa di kota ini.

Konya terkenal dengan julukan kota paling religius di Turki. Begitu pula dengan tanah kelahiran saya, Aceh yang merupakan kota paling religius di Indonesia. Ada harapan dalam diri saya bahwa suatu saat Aceh dan Konya bisa menjadi sister city dan saling berbagi dalam hal pengembangan budaya, terutama yang berlandaskan Islam. Untuk mewujudkan itu semua, maka perlu kiranya kerja sama antarpemerintah provinsi ini mulai digalakkan. Hal itu akan sangat terbantu dengan kehadiran pemuda-pemudi Aceh yang kini menimba ilmu, seperti saya, di kota sufi ini. 

Tulisan ini sebelumnya dimuat di Serambi Indonesia, Aceh


Teuku Ghalib Muadzan
Mahasiswa asal Aceh dan mengambil studi S1 Administrasi Bisnis di Selçuk University, Konya. Kiper Nasional Indonesia di Konya dan hobi travelling.

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »