Studi Teologi di Kampus Turki

20.25.00

Mahasiswa keagamaan di Turki bisa jadi akan merasakan pengalaman campur aduk 'Timur dan Barat'

[Uludağ Üniversitesi İlahiyat Fakültesi. Foto uludag.edu.tr]
Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman, bukan penelitian mendalam; ini gambaran saya tentang studi keagamaan di Negara Asia berbatas Eropa berpenduduk mayoritas Muslim, Turki. Calon mahasiswa yang berminat belajar keagamaan di universitas-universitas Turki, swasta ataupun negeri, masuk melalui satu pintu, Fakultas Teologi (Türkçe: Ilahiyat Fakültesi, English: Faculty of Theology). Turki, walaupun berpenduduk mayoritas Muslim, masih belum memiliki universitas yang mengandung kata Islam di namanya. Tak ada padanan UIN, IAIN, ataupun STAIN. Namun, berdasarkan program baru pemerintah, sejak 2012, semua universitas negeri di Turki wajib mempunyai Ilahiyat Fakültesi (selanjutnya IF).

Tak seperti di Indonesia ataupun negara-negara Arab, semua jurusan keagamaan dibungkus ke dalam satu fakultas tersebut. Di bawah nama Ilahiyat Fakültesi, terdapat 4 departemen (terkadang lima, tergantung selera). Departemen Dasar Studi Islam (Temel Islam Bilimleri), Filsafat dan Studi Agama (Felsefe ve Din Bilimleri), Sejarah dan Kesenian Islam (Islam Tarihi ve Sanatları), serta Pendidikan Kebudayaan Islam dan Ahlak.

Departemen-departemen di atas masih memiliki beberapa program studi seperti Tafsir, Hadis, Tasawuf, Ilmu Kalam, Bahasa Arab yang berada di bawah departemen Dasar Studi Islam, juga Filsafat Islam, Sejarah Agama dan Antropologi Agama yang ada di naungan departemen Filsafat dan Studi Agama.

Sepengetahuan saya, model pembagian jurusan seperti ini merupakan model yang telah ada di universitas-universitas Eropa dan Amerika. Mungkin saja adopsi, karena sistem administrasi di universitas Turki secara garis besar telah menganut standar Bologna, sistem kredit gaya Eropa yang bernama ECTS (European Credit Transferring System). Pun juga di IF, tiap semester para mahasiswa disediakan minimal 30 kredit, termasuk kredit dari mata kuliah wajib.

Mahasiswa keagamaan di Turki bisa jadi akan merasakan pengalaman campur aduk 'Timur dan Barat'. Alquran adalah mata kuliah wajib. Tahfidz (hafalan), Tajwid (bacaan), juga Tafsir selalu disoalkan tiap ujian akhir semester, hal yang masih lumrah terjadi di Universitas-universitas di Negara Arab. Namun, para mahasiswa juga akan sangat akrab dengan karya-karya 'Barat' macam Tractatus Logico-Philosophicus-nya Wittgenstein atau The World's Religions-nya Smith, yang baru meninggalkan kita akhir tahun 2016. Mahasiswa IF juga berkesempatan mengambil semester lanjutan lewat program pertukaran pelajar Erasmus ke Eropa, atau program Mevlana ke Arab dan Asia.

Karena berada dalam lingkungan yang sangat luas (Ilahiyat Fakültesi), mahasiswa strata satu bebas memilih mata kuliah yang disuka, lintas jurusan lintas keilmuan. Penjurusan program studi hanya ditujukan pada para mahasiswa strata dua. Buku wajib yang diajarkan tiap mata kuliah rata-rata adalah karya para pengajar di kampus. Gaya perkuliahan sedikit banyak mirip di universitas-universitas di Indonesia, materi-diskusi-presentasi. Beberapa dosen senior mempunyai jadwal ngaji blandongan gaya pesantren (pengajian kitab dengan metode ceramah). Di kampus saya, Uludağ Üniversitesi, ada Prof. Bilal Kemikli yang mengajar Safahat, Fatih Birgul yang mengampu Risalah-nya Ibnu Sina, juga Murat Yurtsever yang mengaji Sahih Bukhari.

Oh iya, di kampus negeri, biasanya, gedung IF beda lokasi dengan fakultas lain. IF juga mempunyai masjid sendiri, wakaf milik sendiri (yang biasanya memberi beasiswa bagi mahasiswa IF), juga penerbit sendiri.

Di Uludağ Üniversitesi, 80 persen (kira-kira, saking banyaknya) mahasiswa IF adalah perempuan. Suatu pagi saat musim ujian, saya keluar dari tangga dan menjumpai para mahasiswi yang telah berbaris penuh di lorong lantai dua, bukan menyambut saya, namun mendaras hafalan mereka.


M Mu'afi Himam
Penulis adalah penerima beasiswa YTB. Mahasiswa master pada program studi Sejarah Agama-Agama, Uludağ Üniversitesi, pengampu weblog www.masmuafi.com.

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
2 Februari 2018 pukul 15.25 delete

info nya sangat bermanfaat sekali ... boleh saya tanya? tolong sebutkan satu keunggulan ilahiyat di turki dengan negara arab..
jazakallah khoir

Reply
avatar