İşte Marmaris!

21.55.00

Marmaris ibarat kabupaten “murtad” bagi provinsinya sendiri, Muğla

[Pantai Içmeler Marmaris]
Marmaris semakin akrab di telinga kalangan pemerhati Turki dan penyuka Recep Tayyip Erdoğan, khususnya setelah ada percobaan kudeta 15 Juli kemarin. Pasalnya, Bapak Presiden Turki tersebut sedang berlibur di pantai Marmaris pada malam jahanam yang alhamdulilah gagal itu.

Kota kabupaten ini terletak di pesisir pantai, dengan penduduk sekitar 88 ribu lebih. Marmaris, Fethiye dan Bodrum ibarat kabupaten “murtad” bagi provinsinya sendiri, Muğla. Karena mereka menutup nama Muğla, ibu kandungnya sendiri. Banyak turis dan rakyat Turki sendiri lebih akrab dengan tiga nama turistik tersebut daripada nama provinsinya. Seperti Bali bagi Indonesia. Turis bisa saja tidak mengenal nama Indonesia tapi lebih akrab dengan nama Bali!

Dalam tulisan berikut ini, saya ingin berbagi beberapa foto hasil solo travel tahun 2015 kemarin ke daerah-daerah pantai terbaik di Turki, terletak di bagian timur laut Mediteranea, tepatnya di Muğla. Sebenarnya saya tidak suka berlibur dan mencari pantai di Turki, karena saya sendiri anak pulau dan sudah kenyang dengan laut. Laut İndonesia lebih dahsyat pastinya. Tetapi karena ada ornamen dan artefak peradaban lama yang melapisi pantai-pantai Turki menjadi tampak lebih eksotis dan mistik bahkan, akhirnya sulit menghindari untuk tidak mencecap dan mendaras aroma sejarah di sana, pelajaran-pelajaran penting yang bisa didapatkan di alam terbuka nan luas. Penjelajahan saya ke sepanjang pantai Meditaranea adalah demi mereguk suasana dan spirit peradaban-peradaban lama yang pernah eksis dan maju di tanah Anatolia, Turki.

Telmessos, Fethiye

Kota tua sisa peradaban Yunani kuno ini berlokasi di daerah selatan dan barat daya tanah Anatolia. Telmessos merupakan kota paling besar dan sekaligus menjadi pusat bagi peradaban Lycia (1250–546 SM), hingga akhirnya ditaklukkan oleh Alexander the Great sekitar tahun tahun 334  SM. Fethiye adalah kota yang nyaman dan tenang. Untuk mencapai bukit yang dikenal dengan Makam Dalyan
[Makam yang Dipahat di Dinding Batu Khas Peradaban Bangsa Lycia]
[Dari Sudut yang Berbeda]
[Dari Lereng Bukit Ke Arah Pantai, Telmessos/Fethiye]
[Antoninus Pius (86-161 M), Salah Satu Raja Romawi Terpajang di Museum Fethiye]
Kampung Mati, Fethiye

Dikenal dengan nama Kaya Köyü (Turki: Kampung Batu), sebuah perkampungan orang-orang Kristen ortodoks bangsa Yunani di Provinsi Muğla yang dipaksa harus meninggalkan tempat kelahiran dan halaman rumah mereka sendiri yang dihuni sejak ratusan tahun. Peristiwa eksodus penduduk tersebut oleh sebab kebijakan pertukaran penduduk antara Turki dan Yunani di awal masa Turki Republik. Bangsa Turki-Islam yang hidup di daerah Yunani setelah Ottoman rontok dan penduduk bangsa Yunani yang tinggal di negara resmi Republik Turki--salah satunya yang hidup di kampung ini--terjadi kesepakatan untuk pindah. Umat Kristiani yang tinggal di pebukitan hijau tersebut benar-benar bersih sekitar setelah tahun 1922, setelah terjadi eksodus benar-besaran ke tanah Yunani.

[Arsitektur Bangunan yang Berbeda di Tengah adalah Sebuah Gereja]
[Buah Tin Gratis di Kawasan Ghost Town]

Amos, Kota Tua di Marmaris

Amos adalah salah satu negara-kota (city-state) yang berlaku dalam sistem pemerintahan Yunani kuno. Plato menyebutnya polis dalam kitab masterpiece-nya berjudul The Republic. Plato melihat polis sebagai sistem pemerintahan yang ideal karena dengan begitu rakyat bisa mengelola kebutuhan hidup bersama. Meski ada kaitannya dengan Yunani, kota-kota nun jauh dari Athena yang menjadi negara-kota mereka diserahkan sebagai milik komunitas masing-masing, thekherronēsioi (the people of the peninsula). Di Turki, sepanjang tepi pantai Mediteranea kita bisa menemukan negara-kota sisa-sisa peninggalan perdaban Yunani kuno. Orang Turki menyebutnya antik kent (kota antik). Amos adalah salah satunya, dihuni sejak sekitar 300-200 SM. Amos mempunyai ampli teater khas kota-kota Yunani kuno yang menghadap ke laut luas. Antik kent Amos ini berlokasi di kawasan salah satu pantai terbaik di Marmaris bernama İçmeler. Tepat di seberangnya ada sebuah daerah hunian pribadi bernama Profesörler Sitesi, dirancang oleh arsitek khusus dan terletak di undakan-undakan bukit yang menghadap pantai Amos.

Selama saya menjelajahi dan menikmati kota-kota tua sisa peradaban Yunani kuno di sepanjang pantai Meditaranea, Amos adalah satu-satunya peninggalan penting yang paling rusak dan tidak terjaga kelestaiannya.
[Menuju Amos]
[Ampliteater Itu]
[Di Mana-mana Pohon Zaitun]
[Tangga Menuju Situs Amos]
[Puing-Puing Itu....]
[Saya Sedang Menekuri Sisi Lain Ciptaan Allah yang Maha Luas Ini]
[Dari Amos ke Professor Sites di Ujung Sana]
[Tepat di Bawah Bukit Tepi Pantai Itu Saya Mengingap Ditemani Desir Ombak]
Benteng di Kota Marmaris

Tepat di pusat kota yang langsung menyentuh bibir pantai itu, ada sebuah benteng (kale) yang tegak perkasa. Benteng ini dibangun sekita abad kedua SM. Di sana pula ada museum yang menyimpan kepingan sejarah dan kenangan kota tua bernama Marmaris.
[Koridor pada Benteng]



[Tepat di Depan Museum, Minta Difoto]
[Patung Mustafa Kemal Ataturk di Pusat Kota Marmaris]
[Suasana Turis Tepi Pantai Pusat Kota Marmaris]
Demikian dulu. Catatan-catatan perjalanan lainnya insya Allah menyusul.


Bernando J. Sujibto
Penulis dan Mahasiswa Pascasarjana Sosiologi di Selcuk University, Konya Turki. Suka solo travel hampir semua regional di Turki. Jika ada waktu dan kesempatan, penulis segera ingin menyisiri Laut Hitam, satu-satunya regional yang belum dikunjunginya. Sedang merampungkan riset tesis tentang karya Orhan Pamuk. Follow Twitter @_bje.

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »