Karena Cinta adalah Kesabaran

01.18.00

"Film ini secara umum bercerita tentang kisah cinta yang bermula dari zaman perang dunia kedua, meski nanti penonton bisa dibawa ke mana-mana."

[Fragmen dalam Film Birleşen Gönüller. Foto +YouTube]
Kali ini saya mau membahas tentang film Turki yang berjudul Birleşen Gönüller atau Hati yang Menyatu. Film ini secara umum bercerita tentang kisah cinta yang bermula dari zaman perang dunia kedua, meski nanti penonton bisa dibawa ke mana-mana.

Film Birlesen Gönüller dimulai dengan menghadirkan kehidupan keluarga (Yunus Bey, istri, dan dua anaknya) yang berpindah ke Kazakistan. Sebab kepindahannya adalah karena Yunus, sebagai kepala keluarga, harus menyelesaikan sebuah projek, yaitu membangun sekolah. Singkat cerita, mereka berangkat ke Kazakistan dan di sana bertemu dengan keluarga Turki yang lain, Cennet Teyze dan anaknya. Keluarga Yunus akhirnya diantar ke rumah yang sudah disewa dan kebetulan berdekatan dengan rumah keluarga Cennet Teyze.

Sehari setelah pindah, Yunus Bey tetap harus pergi ke lokasi pembangunan sekolah, dan terkesan tidak mempedulikan istrinya yang untuk pertama kalinya menginjak kaki Kazakistan dan tidak mengerti apa-apa. Tetapi Yunus Bey tetap pergi.

Siang hari. hujan tiba-tiba turun deras. Anak perempuan mereka yang tadinya ada di rumah, entah mengapa keluar rumah dan ternyata pingsan di tangga. Sang anak ternyata mengidap asma. Saat sang ibu dengan panik berlari mencari bantuan, Cennet Teyze seperti pahlawan tiba-tiba datang membantunya dan membawa anaknya ke dokter.

Yunus Bey, di saat yang sama, sedang berusaha menyelamatkan barang-barang di lokasi bangunan sekolah yang pada saat itu kebanjiran. Salah satu rekan kerja memberi kabar bahwa anaknya sedang berada di rumah sakit. Tapi, karena pada saat itu prioritas Yunus Bey adalah menyelesaikan sekolah tersebut, dia hampir tidak mau beranjak. Tetapi karema dipaksa oleh rekan kerjanya dan akhirnya dia pergi ke rumah sakit.

Yunus Bey merasa tenang setelah melihat anaknya dalam keadaan stabil. Menurut dokter anaknya hanya harus menunggu dia sadar. Yunus Bey. setelah mendengar kalimat tersebut, ingin segera kembali ke lokasi bangunan karena masih banyak yang harus diselamatkan. Sang istri emosi. Dia merasa sendiri. Tetapi Yunus Bey bersikeras untuk pergi.

“Kalau kamu pergi, tidak usah balik aja sekalian, ” akhirnya sang istri meluapkan emosinya. Mendengar kalimat keras itu, Yunus Bey sempat terhenti di pintu, tetapi berakhir dengan pergi ke lokasi bangunan.

Setelah kejadian itu, Cennet Teyze menceritakan kisah cintanya dan cerita pun dimulai.

Film ini dikemas dengan sangat baik, walaupun effecnya masih belum sebagus film Hollywood. Tetapi menurut saya sudah lumayan baik. Dengan pemain yang cukup mendalami peran, semuanya sudah sangat baik. Hanya saja, inti dari cerita ini yang masih sangat berantakan. Ini menjadi film yang tidak punya arah jelas hendak menyajikan apa kepada penonton.

Antara poster dan isi cerita, menurut saya, masih kurang nyambung. Poster menceritakan tentang kisah cinta dua manusia pada saat Perang Dunia 2. Tetapi, pada akhir film, malah ditampilkan foto-foto kegiatan Türkçe Olimpiyatları (Olimpiade Turki). Menurut saya, akan lebih baik kalau di akhir film, ditampilkan foto-foto Cennet Teyze dan suami, mengingat film ini diadaptasi dari kisah nyata.

Dari sisi cerita, menurut saya, penulis masih kurang menonjolkan inti dari film ini. Apakah sebenarnya film ini ingin menceritakan sejarah di balik Türkçe Olimpiyatları? Ataukah sebenarnya si penulis skenario mau menceritakan bagaimana romantisnya kisah Cennet Teyze dan Niyaz Amca?

Dan di film ini pun banyak saya temukan bloopers.

Dikisahkan, bahwa Cennet Teyze hamil. Padahal sepanjang cerita tidak pernah terlihat perut Cennet Teyze yang membuncit ataupun Cennet Teyze yang merasa tidak sehat karena sedang hamil. Tiba-tiba, pada saat Cennet Teyze dan Niyaz Amca bertemu dengan tidak sengaja di gerbong kereta para tahanan yang akan diperkerjakan Nazi, di situlah baru dibahas tentang Cennet hamil. Pada saat mereka mau kabur tapi Cennet tertahan oleh sang petugas, tiba-tiba Cennet kontraksi. Ketika sedang melahirkan melahirkan, bayi yang keluar dalam keadaan sudah bersih dalam durasi yang sulit dipercaya. Maaf sekali, bloopers ini yang membuat saya tertawa di tengah film.

Di akhir cerita, Cennet Teyze meninggal dan Niyaz Amca, yang ternyata masih hidup, berhasil bertemu dengan Cennet Teyze di menit-menit terakhir perhembusan nafas Cennet Teyze.

Jika yang ingin ditonjolkan adalah bagaimana Cennet Teyze dan Niyaz Amca bertemu, kisah mereka sungguh luar biasa, yaitu menggambarkan bagaimana cinta sejati sampai di ujung hayat tetap ada. Bagaimana tersentuhnya melihat dua manusia, saling jatuh cinta, dan tetap menunggu, walaupun dia tidak tau pasti—suaminya masih hidup atau tidak. Perlu diketahui, Cennet Teyze tetap menunggu kedatangan Niyaz Amca, walaupun dia belum tahu pasti, selain hanya menunggu kedatangan sang suami.

Akhirnya, film ini bagi saya adalah film paling berantakan yang pernah saya tonton: tidak tergarap dengan baik, riset yang tak lengkap dan keinginan menyelipkan pesan-pesan khusus di baliknya. Karena film ini sebenarnya partisan untuk menghadirkan kegiatan dan proyek Türkçe Olimpiyatları (produser film dari kelompok yang sama) sehingga tak bisa dipungkiri bahwa film ini pun menjadi tanpa arah--antara promosi kegiatan atau menyajikan film sejarah di balik Türkçe Olimpiyatları. Sementra dari awal tidak dijelaskan apakah film ini seperti sebuah dokumenter atau jenis film promosi kegiatan yang sudah go-internasional itu. So, karena cerita masih belum jelas arahnya, film ini saya beri nilai 5 dari 10.


Qori Fitrah Ananda
Mahasiswi pada jurusan Kedokteran di Selcuk University, Konya Turki. Suka berorganisasi dan berasal dari Balikpapan. Silahkan kunjungi blog Qori di sini.

Silahkan Baca Juga

Previous
Next Post »